MAKASSAR, KOMPAS.com -- Naif, grup Jakarta penyuguh pop bernuansa retro, baru saja melewati Makassar, kota terakhir atau kota keempat mereka sebagai salah satu penampil tur musik A Mild As You Like It (AYLI) 2011 di 19 kota Tanah Air. Di Makassar, David Bayu Danang Jaya, vokalis Naif, tertawan oleh seorang perempuan setempat. Tapi, tentu saja, oleh musikalitasnya.
Yunita Pratiwi atau Nuni, nama perempuan berusia 24 tahun itu. Ia mengaku pertama kali bertemu David pada 2010 di Jakarta dalam rangkaian kegiatan lomba band A Mild Wanted 2010. "Waktu itu bandku, Wijazz, jadi juara regional (Makassar dan sekitarnya) lomba band Wanted 2010. Sebagai juara regional, bandku mendapat kesempatan ikut workshop di Jakarta. Kebetulan, Naif yang kasih workshop vokal dan bas. Jadi, di situ aku pertama kali ketemu Mas David," cerita Nuni ketika diwawancara oleh Kompas.com di Krakaau Ballroom Hotel Horison Makassar, Sabtu (12/11/2011) malam, kira-kira satu jam menjelang pertunjukan Naif.
Setelah tidak masuk daftar lima besar Wanted 2010 dan, karena itu, tak mendapat hadiah rekaman album kompilasi Wanted 2010, Wijazz kembali ke Makassar. Nuni baru bertemu David lagi pada kegiatan Naif berbagi pengalaman dengan tiga grup Makassar yang diadakan oleh penyelenggara AYLI 2011, Jumat (11/11/2011) sore di Main Hall Tanjung Banua Resto, Makassar. Wijazz bersama dua band lain dari Makassar, Shibuya dan Maccas, diundang oleh penyelenggara AYLI 2011 untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan itu, Nuni bertanya mengenai kiat Naif, terutama David selaku vokalis, mengatasi hal-hal teknis yang tidak diinginkan terjadi ketika manggung, seperti mikrofon dan monitor yang bermasalah. Nuni bersama Putra (vokalis Shibuya) dan Abi (gitaris Maccas) pun tak melewatkan tawaran penyelenggara AYLI 2011 untuk bermusik bareng Naif--David, Jarwo (Fajar Endra Taruna, gitar), Emil (Mohammad Amil Hussein, bas), dan, satu-satunya personel Naif yang tidak memainkan alat musik dalam sharing session tersebut, Pepeng (Franki Indrasmoro Sumbodo, drum).
"Benci untuk Mencintai" dipilih oleh Naif. Secara spontan Nuni mengambil posisi menjadi rekan duet David, sementara putra lebih menempatkan diri menjadi penyanyi latar seperti Pepeng. "Besok (12/11/2011) malam kita duet, bawain lagu ini ya," ajak David, yang tertawan oleh suara dan olah vokal Nuni.
Dalam wawancara dengan Kompas.com, Nuni, yang bersama bandnya mengusung pop alternatif, mengaku awalnya bukan penikmat lagu-lagu Naif. Tapi, sejak ikut workshop Wanted 2010 di Jakarta, ia menjadi penyuka lagu-lagu Naif. "Ternyata orang-orangnya asyik. Suara Mas David unik. Kalau sharing (tentang musik) juga enggak jaga jarak. Sekarang aku tahu banyak lagu Naif. Yang paling aku suka ya 'Benci untuk Mencintai'," sambungnya.
Di panggung AYLI 2011 di Krakatau Ballroom Hotel Horison Makassar, Sabtu (12/11/2011) malam, sesuai janji David serta konsep yang sudah dibuat oleh Naif bersama penyelenggara AYLI 2011, David berduet bersama Nuni dalam lagu "Benci untuk Mencintai". Sebagian part lagu itu dilantunkan masing-masing. Sebagian lagi dinyanyikan berdua dengan memecah vokal--David, suara satu; Nuni, suara dua. Mereka ditemani oleh Jarwo, Emil, Pepeng, dan Krisna Prameswara (pemain keyboard pendukung untuk sejumlah band), yang memainkan musik semi-akustik.
Meskipun, kata Nuni, ia dan David sama sekali tak berkesempatan berlatih bersama untuk penampilan dalam pertunjukan Naif tersebut, mereka mampu menyajikan "Benci untuk Mencintai" dengan olah vokal dan penjiwaan yang baik. Para penonton pertunjukan gratis itu pun--kira-kira 350 orang berusia 18 tahun ke atas yang terseleksi oleh penyelenggara AYLI 2011--memberi sambutan hangat kepada duo tersebut. Mereka,dengan berlesehan beralas bantal-bantal duduk nan empuk, turut bernyanyi bersama David dan Nuni pada refrain lagu tersebut.
Pada Minggu (13/11/2011) siang, Naif meninggalkan Makassar, pulang ke Jakarta. Nuni, kelahiran Makassar, 4 Juni 1987, kembali ke bandnya, Wijazz, yang namanya diambil dari "wija", kata dalam bahasa Bugis yang berarti kekeluargaan.
Cerita Nuni lagi, lepas dari Wanted 2010 Wijazz kembali ke Makassar dan, sayangnya, dua personel mereka keluar. Wijazz kini tinggal berempat--Nuni, Jaka (keyboard), Fandi (gitar), dan Riko (drum).
Wijazz tidak memilih untuk ikut lagi satupun lomba band sebagai jalan menuju pasar musik nasional. Mereka memilih untuk menguatkan posisi dulu di kampung halaman. "Mau besar di Makassar dulu. Bikin lagu. Manggung di acara-acara, launching bahkan wedding, membawakan lagu sendiri dan lagu orang lain," tutur Nuni. "Untuk rekaman, belum ada produser yang nawarin," ujarnya.
Nuni, yang belajar menyanyi sendiri dan dari pergaulan bermusiknya, termasuk dari David Naif lewat workshop Wanted 2010 dan sharing session AYLI 2011, mengaku pula masih merasa nyaman bermusik dengan rekan-rekan grupnya, yang dibentuk empat tahun lalu. Ia tidak memilih untuk menjadi personel girl band yang sedang laku dalam industri musik negeri ini atau menjadi penyanyi solo.
"Aku masih senang main musik sama mereka. Mereka semua seperti saudara," ucap Nuni, yang meninggalkan kuliahnya di bidang sistem informasi di Makassar karena tak bisa meninggalkan kegiatan bermusiknya. "Kalau nge-band, aku bisa nyanyi lebih powerful, mengeksplor musik, dan bikin lagu," tambah Nuni, yang biasa mencipta lagu dengan bantuan keyboard. "Ditunggu rekamannya ya," seru David seiring Nuni kembali ke tempatnya berlesehan bareng para penonton lain pertunjukan Naif iru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.