Pilot yang merupakan satu-satunya orang dalam pesawat itu, Kapten (Penerbang) Ali Mustofa (30), tewas. Ali merupakan instruktur terbang di Pangkalan TNI AU (Lanud) Adisutjipto, Yogyakarta. Pesawat itu diterbangkan oleh Ali dari Yogyakarta sebagai bagian dari latihan rutin.
Komandan Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto Yogyakarta Letkol (Pnb) M Khairil Lubis mengatakan, penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki, antara lain berdasarkan puing pesawat di lokasi kejadian. ”Kami memperkirakan jatuhnya pesawat murni karena kecelakaan,” ujarnya.
Korban yang ditemukan tewas di kokpit, kemarin, dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Tentara dr Soedjono. Namun, badan pesawat hingga Jumat petang belum dipindahkan.
Atas kejadian ini, Khairil menyatakan, semua aktivitas penerbangan dari Lanud Adisutjipto dihentikan untuk sementara waktu.
Pesawat ini terbang dari Lanud Adisutjipto pukul 10.01. Sekitar pukul 10.30, pesawat melintas dari arah selatan dan berputar-putar di atas persawahan. Saksi mata, Abdul Rokhim, melihat pesawat itu menukik tajam dan menghantam pematang sawah. Setelah sempat kembali terbang tinggi, dalam keadaan oleng pesawat menabrak pepohonan dan tebing sekitar 25 meter dari Kali Progo.
Tabrakan tersebut menyebabkan badan pesawat pecah. Kepingannya berserakan di persawahan, pepohonan, dan tebing. Secara umum, potongan pesawat berjumlah tiga buah yang terdiri dari bagian kokpit, sayap, dan bagian belakang.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Adisutjipto Mayor (Sus) Yuto Nugroho mengatakan, jenazah korban akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giridharmoloyo, Magelang, Sabtu ini. Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2000 itu meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, pesawat buatan Beechcraft Corporation, Amerika Serikat, tahun 1976 itu terbang dengan misi latihan proficiency rutin. Sebelum terbang, pesawat dalam keadaan baik.