Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras di Ende Melambung

Kompas.com - 17/01/2012, 21:10 WIB
Samuel Oktora

Penulis

ENDE, KOMPAS.com - Harga beras di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, melambung menjadi Rp 9.000 per kilogram (kg). Pekan lalu, harga beras di pasar-pasar tradisional setempat rata-rata masih Rp 8.500 per kg.

Kenaikan harga itu diketahui, ketika Perum Bulog Sub Divisi Regional Ende dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ende meninjau di Pasar Mbongawani, Selasa (17/1/2012), di Ende.

"Kenaikan ini dipengaruhi kondisi pertanian di Lembor, Manggarai Barat. Produksi beras di daerah itu kurang bagus, karena ada gangguan irigasi. Ini berdampak pada naiknya harga beras dari Mbay (Kabupaten Nagekeo)," kata Abdul Majid, penjual beras di Pasar Mbongawani, Selasa.

Beras di Ende banyak dipasok dari Mbay atau Bajawa, Kabupaten Ngada. Sebagaimana harga beras Mbramo Super dari Mbay, dan beras Soa Super dari Ngada harganya mencapai Rp 9.000 per kg.

Pedagang beras yang lain, Pua Achmad, yang rutin mendatangkan beras dari Mbay sekitar 5 ton per minggu ke Ende, mengemukakan, menurunnya produksi beras di kawasan Lembor mengakibatkan banyak pedagang di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur membeli beras Mbay. Hal itu membuat harga beras Mbay naik.

"Harga beras sekarang tinggi sekali. Biasanya seperti Mbramo Super cuma Rp 7.500 per kg, tapi sekarang sudah naik menjadi Rp 9.000 per kg," kata Pieter Sius Jimmy.

Sutanto Limina, pemilik Toko Mega Jaya, distributor beras di Ende, mengatakan, ia mendatangkan beras medium Cap Dua Berlian dan Cap Sayur dari Makassar, Sulawesi Selatan, karena stok beras dari Mbay kosong. Beras yang dilempar ke pengecer harganya sekitar Rp 7.800 an per kg. "Harga dari Makassar pun sudah naik," kata Sutanto.

Sutanto meminta Pemerintah Kabupaten Ende segera melakukan operasi pasar, guna menurunkan harga beras.

Sementara itu distributor beras yang lain, Viktor Gela, pemilik Toko Dahlia menjual beras medium, Cap Lonceng seharga Rp 320.000 per 40 kg atau Rp 8.000 per kg.

Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ende, Ishak Hasan, mengatakan, kenaikan harga beras yang terjadi sekitar Rp 200 hingga  Rp 500 per kg.

Pemkab Ende dalam hal ini terkesan lamban, sebab kenaikan harga beras sudah merangkak perlahan-lahan sekitar November 2011 lalu. Namun hingga saat ini pemda setempat belum juga melakukan intervensi dengan operasi pasar murni (OPM).  

"Kami sudah mengajukan OPM, dengan menggunakan beras cadangan pemerintah sebanyak 500 ton. Pengajuan sudah dilakukan kepada gubernur melalui bupati pada awal November 2011. Namun dari pemkab baru diproses ke gubernur minggu lalu," kata Ishak.

Secara terpisah ketika dikonfirmasi Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Ende, Taufik Rodja, menyatakan, pihaknya siap menyalurkan beras 500 ton itu. Namun harus ada surat perintah dari Perum Bulog Divre NTT, di Kupang.

"Mekanismenya, gubernur meminta pada Bulog Divre NTT, kemudian dari kepala Bulog Kupang akan mengeluarkan surat perintah supaya kami menyalurkan ke Pemkab Ende. Supaya proses bisa lebih cepat, selain surat dikirim ke Kupang juga perlu ada yang difaksimil langsung ke meja gubernur, agar dapat diketahui lebih dini adanya permohonan untuk OPM," kata Taufik.     

Taufik mengemukakan pula, penetapan beras untuk rakyat miskin (raskin) tahun ini supaya dilakukan lebih awal, karena penyaluran raskin turut berpengaruh pada penurunan harga beras di pasaran.  

"Sebab harga raskin cuma Rp 1.600 per kilogram," ujar Taufik.

Dari pengalaman tahun 2011, penetapan pagu raskin reguler di NTT baru dilakukan bulan Maret. Penetapan pagu dilakukan oleh gubernur, dan Bulog baru dapat menyalurkan raskin ke masyarakat setelah ada penetapan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau