Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ligro Siap Disebut Orang Gila

Kompas.com - 26/01/2012, 14:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Grup Ligro, dengan formasi trio Agam Hamzah (gitar), Adi Darmawan, dan I Gusti Erhandy atau Hendy (drum), sama sekali tak memusingkan warna musik apa yang mereka mainkan selama ini. Ketiganya bahkan siap disebut orang gila karena kecintaan mereka mengeksplorasi bunyi-bunyian.

"Jadi, dari segi genre, bukanlah kami, sebagai pembuat musik, yang mengklaim ini dari genre apa. Silakan teman-teman media yang menerjemahkan. Tapi, dari idiom yang kami ambil, ada musik klasik, musik jazz, dan musik rock," terang Agam dalam jumpa pers peluncuran album kedua Ligro, Dictionary 2, di Rolling Stone Cafe, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2012) malam.

Ligro memilih mewujudkan konsep musik mereka sebebas mungkin. "Ligro ini lebih ke proses kreatif. Kami hanya ingin berkarnya, inovasi akan kami ciptakan terus," kata Adi. "Pada intinya kami tulus memainkannya, karena kami rasa sebuah hal yang tulus akan bagus hasilnya, karena gue bukan orang yang berangkat dari jazz banget," ujar Hendy, yang juga pemain drum grup GIGI.

Perkakas pertukangan, paku, palu, seng, dan balok pun bisa menjadi instrumen musik yang dimainkan oleh Ligro pada lagu "Bliker 3 Introduction Double". "Ide memainkan alat-alat ini muncul belakangan, ketika kami memainkan lagu 'Bliker', yang artinya dalam bahasa Madura itu kerikil untuk pengobatan. Waktu lagu ini dimainkan di beberapa tempat, semestinya dibagian ini Mas Agam memainkan elektronik, tapi saya pengin lebih natural dengan ada kayu, paku, seng," jelas Agam.

Dengan alat-alat itu, Ligro bisa-bisa disebut orang gila yang bermusik dengan "gaya bebas" ketika beraksi di panggung. "Pokoknya, kami siap disebut orgil (orang gila) dan hanya orgil juga yang bisa memahami musik kami," ujar Agam. "Dulu almarhum Harry Roesli berpendapat gini, 'Gam kalau lo main jazz, mending main free jazz'. 'Lho, kenapa Mas? Musik itu kan kacau sekali'. 'Enggak apa-apa, justru kalau kamu salah, enggak akan ada yang tahu'," kisah Agam menirukan dialognya dengan Harry ketika itu.

Sebutan orang gila, bukan gurauan bagi Ligro. "Kayak di album Dictionary 1, di situ ada musik judulnya 'Orgil'. Ini musik yang rumit, kami biasa kalau manggung atau latihan, pemanasannya selalu bawain 'Orgil' dulu. Kalau main 'Orgil' yang susah itu sudah lancar, nanti musik-musik yang lain bakal ikut lancar maininnya," cerita Hendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com