Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarah Hadju Sempat Tak Nyaman dengan Cokelat

Kompas.com - 19/02/2012, 10:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi Sarah Hadju mengaku senang pernah menjadi bagian dari grup Cokelat selama satu setengah tahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari band yang diawaki oleh Ernest (gitar), Edwin (gitar), dan Ronny (bas) itu. Tapi, mengapa ia

"Gue terima kasih sudah diberi kesempatan ikut sejarah Cokelat. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya, semua adalah rencana-Nya," ujar Sarah dalam wawancara di Jakarta belum lama ini.

Menguak alasan Sarah keluar dari Cokelat, pengganti vokalis Kikan itu mengaku sempat merasa tak nyaman dengan kondisi terakhir band yang memopulerkan lagu "Karma" tersebut. "Dari pertama enggak dikasih tahu visi misinya, enggak dikasih tahu harus pakai baju apa, atau di panggung seperti apa. Sementara, gue sendiri sangat mengidolakan Cokelat. Gue enggak maksimal saja. Daripada gue redup, mungkin ada orang yang lebih baik dari gue," beber Sarah.

Akhirnya Sarah mengajukan pengunduran diri. Namun, menurut Sarah, kondisi justru berbalik setelah Cokelat lebih dulu membuka audisi untuk mencari pengganti Sarah. "Kan gue yang resign dan mereka yang suruh tahan dulu sampai tahun baru. Enggak tahunya, sebelum tahun baru, mereka keluarkan statement sudah cari vokalis baru lewat audisi. Ini kan bingung. Makanya, gue langsung nulis di Twitter kalau gue sudah resign," papar Sarah. "Sebelum gue resign, gue sempat konsul ke Kikan. Kata dia, seperti sarannya, ikuti hati gue aja," lanjutnya. "Kalau mereka bilang, 'Gue akan cari pengganti lo', gue juga oke. Tapi, ini tiba-tiba mereka audisi, 'Oke gue resign, berarti saat itu juga', tapi ini enggak ada obrolan. Kalau ngomong dulu kan lebih gentle," sambungnya.

Apakah Sarah kecewa kepada Cokelat? "Menurut gue, bukan kecewa atau emosi, gue sih enggak melihat seperti itu. Apalagi, mereka sangat vokal di media. Gue sih diam saja, mereka terlalu buru-buru, enggak mikirin gue, apakah orang terima atau enggak. Gue sendiri enggak ada kontrak. Waktu itu memang ditawari hitam di atas putih, tapi gue bilang 'Nanti dulu, gue butuh didampingi orang yang paham kontrak, enggak mesti notaris'," kisahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com