Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rock Dikepung Jazz

Kompas.com - 04/03/2012, 02:58 WIB

Band rock God Bless tampil di Jakarta International Java Jazz Festival 2012, Jumat (2/3) malam. Ia seperti wakil rock yang menyelinap di tengah pesta jazz. Tidak ada yang berubah, mereka tetap nge-rock.

God Bless langsung membuat panas suasana konser dengan lagu keras ”NATO” dilanjutkan ”Prahara Timur Tengah”. Penonton yang semula duduk lesehan di lantai hall D2 bangkit dan berjingkrak.

Suasana konser bertambah riuh ketika Ahmad Albar dan kawan-kawan membawakan ”Rumah Kita”, ”Panggung Sandiwara”, dan ”Syair Kehidupan”. Tanpa diminta, penonton ikut menyanyikan lagu tersebut bersama-sama. Konser ditutup dengan lagu ”Semut Hitam”.

Malam itu, God Bless tampil tanpa bassist Donny Fattah yang baru saja menjalani operasi jantung. Posisi bas diisi Aria Setiadi, sedangkan drum dipegang Fajar. Rocker kawakan

Ahmad Albar dan Ian Antono (gitar) serta Abadi Soesman (keyboard) masih berkarisma. God Bless juga menambahkan tiga penyanyi latar.

Hadirnya musik non-jazz di tengah pesta Java Jazz sudah terjadi sejak festival ini digelar. Mereka ditampilkan untuk menarik penonton yang tidak menggemari jazz, tetapi ingin menyaksikan festival jazz tahunan yang diklaim sebagai terbesar di dunia. Festival seperti North Sea Jazz Festival di Belanda dan festival jazz Montreux di Swiss juga menampilkan rock.

Antrean panjang

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Java Jazz yang berlangsung tiga hari, yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu, menyedot ribuan penonton. Di hari pertama, konser Herbie Hancock dan Al Jarreau & George Duke Trio paling ditunggu- tunggu penonton. Mereka bahkan sudah antre panjang satu jam sebelum konser Herbie dan Al Jarreau dimulai.

Kelompok Depapepe dari Jepang yang menonjolkan gitar akustik juga diminati. Berawak Miura Takuya dan Tokuoka Yoshinari, Depapepe mengalirkan melodi lembut, liris berenergi seperti bercerita tentang keceriaan dan kesedihan yang silih berganti.

Penonton Java Jazz tidak hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dari mancanegara, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Jepang, Hongkong, dan Australia. ”Saya datang ke Java Jazz karena tidak ada festival seperti ini di Malaysia,” ujar Hashimah Ismail dari Malaysia yang menganggarkan uang 2.000 ring- git atau sekitar Rp 6 juta untuk membeli tiket Java Jazz dan tiket pesawat serta membayar hotel.

Hashimah mengaku sudah dua kali datang ke Java Jazz. Tahun ini, dia mengincar penampilan Erykah Badu asal Amerika Serikat dan penampilan musisi Indonesia seperti Dewa Budjana dan Idang Rasjidi.(BSW/SF/WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com