Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugun Blues Shelter: Rasa Indonesia, Kelas Dunia

Kompas.com - 15/03/2012, 04:17 WIB

Oleh: Edy Priyono 
kompasiana: edy_priyono

Banyak yang bermusik blues di Indonesia, tapi sungguh sangat sedikit yang melantunkannya secara lantang, konsisten, dan fanatik seperti Muhammad “Gugun” Gunawan, pentolan grup Gugun Blues Shelter. Maaf, sebelum jauh,yang dimaksud di sini bukan Gugun Gondrong, tapi Gugun si musisi blues.

Sejak pertama merantau ke Jakarta dari tanah asalnya di Sumatera, Gugun sudah dan hanya bermain blues. Dia seolah tak peduli dengan popularitas (dan implikasinya: uang), yang penting adalah bermain musik yang menurutnya ”benar”.

Saya punya CD Gugun Blues Shelter (GBS) yang bertajuk Turn It On yang saya beli sekitar dua tahun lalu. Menurut saya, beberapa lagu sangat bisa dinikmati, bahkan oleh yang bukan penggemar setia musik blues seperti saya. Permainan Gugun, yang menurut beberapa orang seperti kombinasi antara Jimi Hendrix dan Steve Ray Vaughan, juga sangat bisa dinikmati.

Saya belum berniat membeli album lain GBS, sampai kemudian sebuah majalah musik memprovokasi saya. Majalah tersebut menobatkan album GBS berjudul Satu untuk Berbagi sebagai album Indonesia terbaik tahun 2011. Bukan album terbaru memang. Namun, gelar tersebut yang membuat saya membelinya, dua bulan lalu.

Menurut saya, GBS masih terus mencari jati diri di tengah hingar-bingar musik pop. Pertama, sederhana, soal nama. Anggota lain dalam GBS tidak keberatan dengan nama “Gugun” karena, menurut Jono, pemain bass berkebangsaan Inggris dan bernama asli Jonathan Armstrong, memang Gugun-lah ”nyawa” grup ini.

Sebelumnya mereka memakai ’Blues Bugs’, tapi ternyata nama itu sudah 10 tahun dipakai sebuah band asal Yunani. Kalau hanya main di Indonesia, mungkin itu tak masalah, tapi kalau ke luar negeri, akan lain ceritanya. Sejak itu, ’Blues Bugs’ diganti dengan ’Blues Shelter’.

Yang kedua, terkait orientasi pasar. Meski sejak awal tahu musik blues ”susah dijual”, tak berarti GBS tidak peduli dengan jumlah CD yang terjual. GBS sempat berada di persimpangan jalan, mencoba menembus pasar luar negeri atau ”berkompromi”di pusaran dalam negeri. Pada Juni 2011, GBS menjadi band pembuka pada konser Bon Jovi di Hyde Park, London.

Selanjutnya http://kom.ps/AwJ05

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com