Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUMAH SESUAI KEBUTUHAN Hati Farhan

Kompas.com - 18/03/2012, 03:37 WIB

NUR HIDAYATI

Desir angin yang memainkan dedaunan menyambut begitu pintu pagar rumah Farhan dibuka. Setelah menerobos kemacetan Tangerang Selatan, berbelok dan singgah ke rumah ini terasa seperti menemukan oasis.

Sebelum masuk ke rumah presenter televisi dan penyiar radio ini, bolehlah sejenak duduk di teras sambil memandangi rerumputan yang dibingkai keteduhan pepohonan di halaman.

”Pohon-pohon itu bawaan asli tanah ini karena memang dulunya kebun,” kata Farhan (42) menunjukkan pohon rambutan yang sudah berumur 30-an tahun. Ada juga pohon jambu, mangga, dan jati, tegak di pinggir area rerumputan.

Di satu sudut, ada kolam kecil tempat kura-kura peliharaan Ridzky (13), putra sulung Farhan, dan kandang ayam peliharaan Bisma (11), putra keduanya. Mereka juga sedang bersiap-siap memelihara anjing dan iguana.

Kata Farhan, rumah perlu jadi tempat hidup berdamai dengan aneka satwa, selain dihuni keluarga. Ketika hujan turun, kodok dan kadal berkeliaran di sekitar rumah. Pagi selalu diramaikan kicau burung. Saat kemarau, nyamuk dan semut ikut sibuk. ”Tikus dan kecoak tiap hari pasti ada, tetapi kami saling menghormati area masing-masing,” kata Farhan.

Halaman ini pun jadi area bermain yang nyaman buat kedua putra Farhan dan anak para kerabat yang berkunjung. Ada perosotan, ayunan, dan trampolin di situ. Trampolin itu juga jadi salah satu alat terapi bagi Ridzky yang autistik.

Di atas lahan 1.400 meter persegi, bangunan rumah Farhan dibuat dua lantai seluas 395 meter persegi, masih menyisakan halaman lapang. Pintu dan jendela-jendela panjang berjajar di tiga sisi bangunan yang menghadap ke barat, utara, dan timur itu. Lalu. kebingungan muncul, pintu sebelah mana yang mesti dimasuki untuk bertamu.

”Silakan masuk lewat mana saja. Lewat jendela juga boleh, kan udah kayak pintu juga bentuknya. Enggak ada ruang tamu, kok,” ujar Farhan.

Tanpa sekat

Jika masuk dari sisi barat, tamu akan langsung bertemu ruang kerja Farhan—jadi ruang belajar anak-anak juga saat petang atau malam. Sementara pintu-pintu di sisi utara dan timur langsung mengantar tamu ke ruang tengah.

Udara dan sinar matahari leluasa masuk dari berbagai sisi. Warna-warna terang dan pastel yang dipilih untuk cat dinding dan perabotan juga menambah kesan terang.

Di ruang tengah di lantai satu ini, seperangkat sofa besar, meja makan dan dapur bersih, serta sofa pribadi di depan layar TV ditata menyatu tanpa sekat. ”Kalau ada banyak tamu, tinggal tambah kursi. Saya punya 30 kursi lipat,” kata Farhan.

Menurut Farhan, rumahnya sengaja didesain terbuka tanpa banyak sekat untuk mengakomodasi kebutuhan Ridzky. Semua ruangan perlu mudah diakses karena, jika sedang tantrum atau hiperaktif, Ridzky perlu menyalurkan energi dengan leluasa dan aman, tanpa merasa terbatasi.

”Tetapi rumah ini dipagari dan digembok juga supaya Ridzky enggak kabur kalau sedang tantrum,” ujarnya.

Untuk Ridzky, disiapkan pula ruang belajar dengan guru privat berupa paviliun terpisah di halaman. Ruang ini penuh peralatan belajar, buku, dan mainan yang biasanya dirapikan sendiri oleh Ridzky seusai belajar.

”Waktu umur delapan tahun, pernah tiba-tiba Ridzky bilang: aku menciptakan laut! Ternyata, dia menaburkan ikan-ikan kertas di lantai lalu disirami air. Setelah kelar, dia ngepel sendiri. Sejak itu enggak pernah lagi dia menciptakan laut, capek!” tutur Farhan.

Kini, menginjak usia remaja, Ridzky sudah jauh lebih tenang. Namun, ia tetap selalu lari melesat menghampiri setiap mobil yang masuk ke halaman untuk melihat siapa yang datang. Karena itu pula, garasi mobil di rumah ini pun dibuat terbuka—hanya beratap—untuk memberi ruang gerak yang lebih leluasa.

”Lagi pula saya penggemar mobil, senang ngeliatin mobil. Jangan lupa, mobil itu juga produsen CO (karbon monoksida) lho. Jejak karbon dalam ruang tertutup akan menumpuk. Jadi, makin terbuka makin bagus,” kata Farhan.

James Bond

Di lantai atas ada kamar tidur utama, ruang tengah, dua kamar tidur anak, dan ruang koleksi Farhan. Kecintaan Farhan pada Agen 007 James Bond tampak nyata di situ. Selain koleksi DVD, berjajar pula poster-poster film James Bond di dinding. ”Dia superhero paling rasional, enggak pergi ke mana-mana pakai cawat doang.”

Miniatur mobil dan pesawat berbaling-baling era Perang Dunia I dan II juga bagian dari koleksi Farhan. Tak ketinggalan mobil dan pesawat buatan Bisma yang paham hobi bapaknya. Dipajang juga foto, karikatur, dan hadiah berkesan, termasuk bingkai kupu-kupu yang diawetkan hadiah para petugas satpam sebuah stasiun TV untuk Farhan.

Berbagai sudut rumah jadi lebih cerah karena banyak lukisan dan bingkai gambar lain di dinding. ”Enggak perlu lukisan mahal, ada juga yang dari kalender dipotong-potong, ditempel jadi satu, dikasih bingkai,” ujar Farhan sambil menunjukkan hasil keterampilan sang istri, Aryatri (38), memanfaatkan gambar kalender.

Ia juga memajang dua halaman tabloid Le Petit Journal terbitan Perancis pada 1895 dan 1907 hadiah dari seorang teman. Kertasnya diawetkan dalam bingkai kedap suara.

Rumah menjadi tempat menyalakan energi hidup ketika kebutuhan dan kecintaan setiap orang yang menghuninya terpenuhi di situ. Kata Farhan, ”Rumah ini alhamdulillah sudah cukup buat kami sekeluarga.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com