Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chrisye Hadir dalam Konser dan Buku

Kompas.com - 25/03/2012, 17:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Chrisye akan "dihadirkan" dalam konser "Kidung Abadi Chrisye" pada 5 April 2012 di Jakarta. Penyanyi yang mula terkenal lewat lagu "Lilin-lilin Kecil" itu juga datang dalam buku "Chrisye di Mata Media, Sahabat & Fans".

Suatu kali Chrisye (1949-2007) berucap di depan khalayak bahwa ia akan tampil pada konser tahun 2012. Kata-kata itu diingat benar oleh Yanti Noor, istri Chrisye, dan Erwin Gutawa. Kita semua tahu, Chrisye meninggal pada 30 Maret 2007. Namun, rupanya ucapan Chrisye akan mewujud. Setidaknya Erwin Gutawa dan Jay Subyakto bersama promotor Live Action telah menyiapkan konser "Kidung Abadi Chrisye" pada 5 April di Jakarta Convention Center.

Konser itu, menurut Erwin Gutawa sebagai pengarah dan penata musik, tidak dikonsep sebagai konser "tribute" atau konser penghormatan untuk Chrisye. "Ini harus menjadi konser Chrisye yang keempat," kata Erwin, yang pernah menggarap tiga kali konser Chrisye, yaitu "Sendiri" (1994), "Badai Pasti Berlalu" (2000), dan "Dekade" (2003). Dengan teknologi holografi, Chrisye akan seperti hadir secara fisik di panggung. Chrisye seperti menjadi tuan rumah (host) dalam konser. "Chrisye secara fisik memang telah tiada. Namun, semangat dan pengaruhnya terhadap dunia musik di Indonesia tetap hidup," tutur Erwin.

Menjelang hari konser, Chrisye juga dihadirkan lewat buku Chrisye, di Mata Media, Sahabat & Fans. Buku terbitan Mediakita itu disusun oleh Nini Sunny dari ide yang datang dari Ferry Mursyidan Baldan. Nini menghimpun tulisan dan foto tentang Chrisye yang pernah dimuat oleh 23 media massa. Terangkum juga kenangan akan Chrisye dari orang-orang dekatnya serta para penggemar mulai politisi, tokoh industri rekaman, sampai kolektor kaset.

Dari serpihan-serpihan catatan itu, pembaca bisa merekonstruksi sosok Chrisye dari berbagai sisi. Dan, tampaklah seorang Chrisye sebagai seniman yang sederhana, rendah hati, serius, dan total dalam berkarya serta mempunyai integritas tinggi pada profesi.

"Lilin-lilin Kecil"

Chrisye mula pertama dikenal luas oleh khalayak lewat lagu "Lilin-lilin Kecil" tahun 1977. Ia tidak menyangka suaranya terdengar di mana-mana lewat lagu karya James F Sundah itu. Wartawan senior Ipik Tanoyo mencatat kebahagiaan Chrisye saat lagu itu kondang.

"Saya kaget 'Lilin-lilin Kecil' muncul di radio-radio dan orang mencari kasetnya. Bahkan, mama saya pun menikmati lagu itu," lontar Chrisye kepada saya di rumah Guruh Soekarnoputra, Jalan Sriwijaya...." tulis Ipik, salah seorang saksi mata dan saksi telinga sejarah musik pop di Indonesia.

Simak pula bagaimana keseriusan Chrisye menginterpretasikan lagu agar sebuah lagu menjadi hidup dan menyentuh tak saja telinga, tetapi juga perasaan pendengar. Nini mengutip dari tulisan Taufiq Ismail tentang Chrisye yang dimuat di majalah Horizon, 2007. Chrisye, seperti dikutip Taufiq, memerlukan kekuatan untuk menyanyikan lagu "Ketika Kaki dan Tangan Bicara". Erwin Gutawa, yang harus segera berangkat ke Australia untuk merekam lagu itu, sudah pusing tujuh keliling menunggu kesiapan Chrisye menyanyikan lagu yang liriknya digubah Taufiq Ismail itu.

"Yanti shalat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai. Dan, tidak ada take ulang. Tidak mungkin," kata Chrisye.

Mengapa tidak mungkin? "Karena sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi, jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling otentik. Dan tak terulang. Jangankan menyanyikannya lagi, jika saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari."

Begitulah Chrisye yang jujur, bahkan dalam menyampaikan lagu pun ia tidak mau membohongi pendengar. Ada baiknya kita kutip bagian lagu itu: "Akan datang hari/Mulut dikunci/Kata tak ada lagi//Akan tiba masa/Tak ada suara/Dari mulut kita...."

Chrisye adalah seniman yang rendah hati. Ia tidak memosisikan diri sebagai sosok yang berpredikat "selebritas". Ketika nama dan lagunya sudah begitu populer selama hampir 30 tahun, Chrisye tetap merasa sebagai bukan siapa-siapa. Kesan itu dicatat Nini Sunny ketika ia mengungkapkan rencana untuk menulis buku. "Tapi, apa gue pantes dibuatin buku seperti itu, Ni?"

Chrisye merasa sebagai "hanya" sebuah lilin kecil meski namanya sudah melegenda di panggung musik pop Tanah Air. (XAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com