Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anya Dwinov: Kita Enggak Perlu Ikut-ikutan Melanggar Hukum

Kompas.com - 27/03/2012, 12:03 WIB
Pengantar Redaksi

Anya Dwinov memiliki berbagai macam kesibukan. Selain dikenal sebagai presenter dan pemain sinetron, ia juga tergolong orang yang peduli dengan masa depan dan menapak sebagai pengusaha.

Salah satu bentuk pemikiran jangka panjang Anya tampak dari langkahnya berwirausaha di bidang kuliner dan berinvestasi properti. Akan tetapi, ia menyadari keterbatasan waktu dan tenaga. Untuk itu ia menggandeng mitra kerja. Kuncinya, memilih mitra yang memiliki pemikiran sejalan dengan Anya.

Ia tidak segan-segan menganggap dirinya kuno. Tidak heran Anya memilih menabung dalam bentuk emas dibandingkan dengan berinvestasi saham. Selain menyimpan emas, ia juga lebih nyaman menanam investasi dalam bentuk properti.

Segala kesibukan Anya tidak membuatnya kelelahan, apalagi berpuas diri. Kini ia bermimpi lain yang tidak jauh-jauh dari properti, yaitu memiliki hotel sendiri. Sebagai manusia, Anya ingin meraih hasil terbaik dari usahanya dan mengoptimalkan potensi yang ia miliki.

Saya tertarik pada trik bisnis Anda. Dengan rendah hati Anda berkata mengikuti orang Madura, yakni menyimpan kekayaan Anda dengan menabung dalam bentuk emas. Ajari saya trik-trik usaha dong?

(Sukurno Atik Setiawan, xxxx@rpxholding.com)
Wah, syukur deh kalau trik saya ternyata bisa Anda gunakan juga, lumayan ya, bisa berhias sambil menabung. He-he-he....

Mengenai trik usaha saya yang lainnya, tidak banyak berbeda dengan wirausaha lain. Dasarnya kita sama. Paling yang bisa saya tambahkan... Keinginan manusia untuk terus berkembang adalah wajar, tetapi jangan sampai salah melangkah, apalagi berinvestasi dengan diiming-imingi hasil yang besar.

Pelajari dan cermati proposal atau perencanaan yang ditawarkan kepada Anda, periksa dan double check latar belakang serta pengalaman dari bentuk usaha tersebut, juga orang yang menawarkannya.

Karena kaki dan tangan kita cuma sepasang, usaha-usaha tambahan kita sering membutuhkan partner/mitra. Pilihlah mitra yang ritme kerja dan pemikirannya sejalan. Pemilihannya dapat dimulai dari kawan yang Anda sudah kenal lama dan dekat (meskipun tidak selalu menjamin), minimal kita sudah mengurangi risiko terkejut oleh cara berpikir dan ritme kerja orang yang baru kita kenal.

Saya selalu bilang kepada semua orang, karyawan-karyawati sampai mitra saya, bahwa saya tidak punya kemampuan telepati alias membaca pikiran orang. Jadi, daripada bicara (curhat) kepada sesama yang tidak memiliki kompetensi untuk mengambil keputusan dalam melakukan perubahan, lebih baik bicarakan sama saya langsung, tanpa berbelit-belit. Termasuk kekecewaan atau ketidaksetujuan terhadap saya.

Kiat-kiat apa yang Anda lakukan dalam berinvestasi? Apakah pernah mengalami kerugian?
(Bambang Harianto, Batam)

Saya termasuk orang yang kuno, jadi saya lebih nyaman untuk berinvestasi pada hal-hal yang bisa saya pegang dan awasi sendiri. Hal-hal seperti investasi di saham (reksa dana dan sebagainya) bukan hal yang memikat saya saat ini. Jadi saya lebih nyaman menaruh uang di usaha yang bisa saya kelola dan jalankan sendiri, atau properti, atau di tabungan saja.

Perihal tabungan, ada tips yang bisa saya bagi untuk orang-orang yang ingin menabung sedikit-sedikit. Buka rekening kedua di bank yang sama dengan rekening penerimaan gaji, tetapi jangan ambil fasilitas ATM, m-banking, e-banking, atau fasilitas apa pun yang mempermudah uang itu keluar dari rekening tersebut. Jadi rekening itu murni untuk ”celengan” saja. Setiap bulan begitu terima gaji, langsung transfer sekian persennya, bisa 10-30 persen, ke rekening celengan itu.

Bisa juga, belilah properti meskipun semurah apa pun. Properti yang surat-suratnya benar pasti akan menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan. Tips dari saya: jangan membeli vila peristirahatan jika ingin dijadikan properti investasi, kecuali berpikir untuk dikembangkan sebagai tempat usaha. Ruko/rukan menjadi pilihan investasi properti yang terbaik karena paling mudah naik.

Alhamdulillah saya belum pernah mengalami kerugian. Mudah-mudahan segala usaha pencegahan yang saya lakukan bisa menjauhkan diri saya dari kerugian.

Mbak Anya, sebagai seorang pengusaha, apakah Anda taat membayar pajak?
(Adrian Hernando, Cirebon)
Tentu saja dong.

Mbak Anya Dwinov, bisa kita kerja sama di bidang agen perjalanan dan sebagainya?
(Muhdar Hasanat, Ternate, Maluku Utara)

Tentu, kenapa tidak? Apalagi jika kerja sama ini bisa membuka lebih banyak pilihan bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk berwisata menikmati Indonesia. Bentuk kerja sama apa yang bisa kita jalin?

Sebagai pebisnis dan tentu saja pembayar pajak, bagaimana komentar Mbak Anya soal banyaknya petugas pajak yang rekeningnya menyimpan miliaran rupiah? Mbak kesal atau enggak pedulikah sama koruptor, yang tak kunjung habis dari negeri kita?

(Susie Su Dimara, Tangerang)

Tentu saja saya prihatin. Tetapi saya santai saja. Memang menjengkelkan. Tetapi saya tidak sampai terusik lalu memutuskan tidak bayar pajak. Biar orang-orang tersebut saja yang melanggar hukum, kita enggak perlu ikut-ikutan melanggar hukum kan!?

Saya sempat bingung dengan orang-orang yang asyik ”iri-iri”-an dengan keberhasilan orang dalam melakukan pelanggaran sehingga mereka akhirnya merasa perlu mengikuti yang salah dari si pelanggar itu.

Namun, saya sudah menemukan jawaban yang cocok untuk diri saya. Saya tidak mau menyamakan diri saya satu level dengan orang-orang yang tidak benar hidupnya. Jadi ngapain saya mengikuti sesuatu yang saya tahu itu tidak baik untuk saya. Saya adalah orang yang lebih baik daripada mereka. Lebih kaya mungkin tidak, tapi lebih benar hidupnya he-he-he.

Jadi bisa disimpulkan, saya tidak ambil hati, walaupun tetap saya harus tahu. Agar saya bisa mengukur sudah seberapa baik dan benar hidup saya ini dibandingkan orang lain. Lalu, saya bisa menepuk diri saya sendiri, sambil berkata, ”I’ve done great.”

Namamu unik. Seperti orang Rusia atau Polandia. Apa artinya? Sepertinya kamu punya mimpi besar atas usaha yang kamu jalani. Apa sih mimpi itu?

(Willy Soen, Solo)

Sebenarnya nama saya sangat Indonesia, Dwi > anak ke-2, Nov > lahir bulan November. Tetapi nama Anya memang didapat dari Rusia yang berarti ”agung”.

Saya selalu ingin menghasilkan yang terbaik dari apa pun yang sedang saya kerjakan, termasuk usaha-usaha saya, Jadi, saya ingin fokus mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki usaha-usaha saya dulu sebelum mulai membuka usaha yang lain.

Saya memimpikan memiliki sebuah hotel yang masuk kategori small luxury hotel.
Apa yang memotivasi diri Anda sehingga bisa sukses seperti sekarang?

Jujur saya punya kemauan, tetapi saya kurang di kemampuan untuk berusaha. Bagaimana agar saya bisa mengikuti jejak pengusaha Mbak Anya?

(Sifa, Nagoya Batam)

Jika diibaratkan cara gerak tubuh, jika sudah memiliki kemauan, berarti Sifa sudah berdiri. Sekarang tinggal memulai langkah kaki pertama. Kalau sampai Sifa belum berhasil menggerakkan kakinya, alasannya kenapa? Apakah karena lemas, tidak ada tenaga, alias tidak punya modal? Atau tidak mempunyai ruang untuk melangkah alias enggak ada kesempatan karena sibuk kerja? Atau memang malas? Motivasinya kurang kuat? Takut gagal?

Telusuri diri untuk mengetahui alasannya.

Pengalaman hidup saya, yang membuat saya mudah bergerak adalah passion saya dan keinginan saya untuk mandiri secara financial, dengan cara yang benar ya.

Jadi tips saya, kalau semua hal teknis tersedia, tetapi masih malas, buat usaha dari hobi Anda dulu. Karena kalau hobi kan tanpa menghasilkan uang pun Anda masih akan fokus dan mengeluarkan usaha penuh untuk menjadikannya lebih dan lebih lagi. Apalagi kalau memiliki nilai tambah seperti bisa menghasilkan uang dari hobi tersebut. Pasti lebih berbeda saat menjalaninya.

Setelah membuka restoran, apa masih ada impian Mbak yang belum terwujud?
(Husin Sutanto, Bogor)

Saya ingin memiliki hotel kecil di mana saya bisa tinggal di sana sehingga sesekali bisa menyapa dan bersosialisasi dengan tamu sendiri. Hotel kategori small luxury hotel-lah. Amiin....

 
Dalam sehari ada berapa jam waktu luang untuk bersantai, melihat begitu sibuknya Mbak Anya?
(Rudy Wiryadi, Jakarta)

Tidak pernah menentu. Kelebihan kerja seperti saya adalah kesempatan untuk mengatur waktu lebih leluasa dibandingkan orang-orang yang kerja kantoran. Tetapi kekurangannya adalah kalau sudah kerja, tidak kenal jam kerja standar kebanyakan orang, yaitu delapan jam per hari.

Saya bisa kerja satu bulan penuh tanpa merasakan tanggal merah, alias tidak ada libur sama sekali, dengan rata-rata jam kerja 12-15 jam sehari. Tetapi saya bisa mengambil cuti panjang tanpa perlu memikirkan jatah cuti yang tersisa, he-he-he. Tetapi saya usahakan jam tidur harus bisa menyentuh minimal enam jam. Di luar itu, terkadang saya bisa mendapatkan empat hari yang benar-benar kosong sehingga bisa menjadi waktu luang saya.


Apa yang lebih Mbak Anya utamakan, karier di dunia entertainment atau bisnis yang Mbak Anya jalani saat ini? Bagaimana pula Mbak Anya membagi waktu antara karier sebagai seorang entertainer dan business woman? Sepertinya Mbak Anya sibuk sekali.
(Prawatya Endrawila Pawestri, Bekasi)

Saat ini tanggung jawab di dunia hiburan tidak bisa diwakilkan oleh fisik siapa pun kecuali saya sendiri. Jadi, secara fisik saya akan lebih sering terlihat di dunia hiburan. Tetapi usaha-usaha saya tetap mendapat porsi yang sama penting. Hanya dalam tugas hariannya saya memiliki orang-orang yang melaksanakan tugas itu. Saya bisa berbagi tanggung jawab pelaksanaannya ke tim saya.


Apa pendapat Anda tentang investasi di dunia asuransi ?
(Hendry, Tangerang)

Saya rasa semua orang dan semua hal perlu diasuransikan. Sebab, kita tidak pernah tahu risiko apa yang dapat terjadi pada diri kita, kapan, dan seberapa parah. Tinggal kita harus kritis dan tahu terlebih dahulu apa yang kita butuhkan dan tidak butuhkan. Kita perlu berwawasan cukup agar tahu program asuransi apa yang kita perlu ambil dan tidak, juga dari perusahaan asuransi apa yang bisa menyediakan program asuransi yang sesuai kebutuhan dan anggaran kita.


Mbak Anya kan sudah jarang terlihat di sinetron televisi. Apakah Mbak Anya punya rencana untuk kembali ke dunia entertainment?
(Yustinus Maherdian, xxxx@rocketmail.com)

Dunia hiburan sampai sekarang tidak saya tinggalkan, hanya tipe pekerjaannya saja yang sudah berbeda. Sudah sejak tahun 2005-2006 saya fokus pada presenter, tanpa menutup pintu untuk dunia akting, hanya mungkin belum ketemu yang sesuai.

Mbak Anya kan terkenal supersibuk dengan membintangi beberapa sinetron, berprofesi presenter, dan membuka usaha restoran. Bagaimana Mbak Anya mengatur waktu pribadi, kuliah, dan karier?
(Suud, Yogyakarta)

Saya sudah tidak aktif lagi di dunia sinetron sejak tahun 2005-2006. Sesekali ikut program yang singkat, seperti FTV dan sebagainya.

Pengaturan sebenarnya sederhana saja, jadwal yang saya utamakan adalah jadwal presenter atau MC atau tugas duta saya karena untuk melakukan pekerjaan tersebut saya wajib hadir secara fisik.

Setelah itu jadwal dari bisnis saya, karena secara fisik saya bisa diwakilkan, sedangkan pemikiran dan keputusan-keputusan bisa melalui e-mail, telepon, BBM, dan teknologi lainnya yang sudah tersedia untuk mempermudah hidup kita. Lalu, barulah ”me time” saya. ”Me time” itu termasuk keluarga dan kegiatan pribadi saya.

Apa yang Mbak berikan untuk bangsa Indonesia lewat banyak kesuksesan yang telah diraih Mbak Anya?
(Ali Ibrohim, Surabaya)

Lewat usaha tiga restoran dan jasa perjalanan saya, saya sudah menambah lapangan pekerjaan di Indonesia walau tidak sebanyak perusahaan-perusahaan besar. Tetapi ini sebuah permulaan.

Melalui karier di dunia hiburan, selain bisa menghibur, akhir-akhir ini saya banyak terlibat dalam acara-acara yang membantu mencerdaskan pemirsa, melalui talkshow yang saya pandu. Tema-tema yang saya bawakan membantu pemirsa untuk bisa memiliki pandangan dan jawaban dari sisi yang berbeda. Juga tanggung jawab saya sebagai duta yang membantu menyebarkan pengetahuan dan pilihan hidup yang bisa masyarakat pilih sebagai solusi peningkatan kualitas hidup mereka.


Jika disuruh memilih, Anda lebih memprioritaskan membintangi sinetron atau berbisnis?
(Dwi Astuti, Depok, Jawa Barat)
Kalau pertanyaannya antara sinetron atau bisnis, jelas saya pilih bisnis. Sudah sekian tahun saya tidak berperan dalam sinetron.

Tetapi kalau pertanyaannya antara presenter atau bisnis, melihat dari sisi pengerjaannya, saya taruh di level prioritas yang sama, karena saya bisa mengerjakannya seiringan. Presenter menuntut fisik saya untuk hadir di tempat kerja saat bekerja. Tetapi bisnis bisa saya kelola tanpa perlu menghadirkan fisik saya di tempat. Dengan teknologi sekarang, jika kita punya sistem manajemen, bentuk pengawasan, serta orang-orang yang tepat, kita bisa menjalankan bisnis dari mana pun kita berada.

 
Apakah Anda sudah berkeluarga? Apa arti sebuah keluarga bagi Mbak Anya?
(Juni Giarsa, Palmerah, Jakarta Pusat)

Keluarga inti saya adalah orangtua saya, kakak laki-laki saya dan istrinya, serta tiga ekor anjing saya. Lalu ada keluarga besar saya. Tetapi kalau berumah tangga, saya belum. Status saya masih lajang.

Arti keluarga bagi saya adalah impian utama saya. Saya ingin membangun dan memiliki rumah tangga saya sendiri, tetapi saat ini saya belum bertemu pria yang Tuhan siapkan untuk saya.

(bee)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com