Frans Sartono
Erwin Gutawa (49) menggubah lagu baru ”Kidung Abadi” yang akan ”dinyanyikan” Chrisye dalam konser ”Kidung Abadi Chrisye” di Jakarta Convention Center, 5 April 2012. Lagu itu tersusun dari kumpulan potongan suku kata yang pernah dilantunkan Chrisye.
Lagu ”Kidung Abadi” yang mengalun dari suara Chrisye itu membuat pendengarnya merinding. Itulah suasana di studio Erwin Gutawa, di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Senin (26/3) sore.
Erwin Gutawa dengan tim kreatifnya tengah memperdengarkan suara Chrisye ”menyanyikan” lagu terbarunya. Padahal, kita semua tahu, Chrisye meninggal dunia pada 30 Maret 2007.
Suasana terasa mengharukan ketika lirik buatan Gita Gutawa itu terlantun dengan artikulasi jelas, khas gaya Chrisye.
”
Lagu itu belum pernah dinyanyikan Chrisye selama hidupnya. Program Protools
Ini sebuah kerja kreatif, rumit,
Diperlukan 1.056 suku kata
Suku kata
”Nada dasar bisa dinaikkan asal tidak terlalu jauh sebab kalau terlalu jauh akan jadi
Erwin berusaha agar nyanyian Chrisye terdengar alami, hidup, dan ”berjiwa”, seperti benar-benar sedang dinyanyikan Chrisye. Untuk itu, secara detail ia memasukkan gaya Chrisye ketika ia mengambil napas. ”Saya cukup mengenal Chrisye. Pada kata-kata tertentu, ia suka ambil napas pakai ancang-ancang atau kadang ambil napas
Erwin Gutawa baru duduk di bangku SMP ketika Chrisye tengah populer dengan lagu ”Lilin-lilin Kecil” dan lagu-lagu pada album
Erwin adalah penggemar Chrisye yang dianggap membawa kesegaran baru dalam musik pop di Tanah Air. Erwin saat itu sudah bermain musik dalam acara ”Bina Musika” di TVRI asuhan Kak Agus Rusli. Dalam acara itu juga tergabung Cendi Luntungan yang kini menjadi
Pada pertengahan tahun 1980, Erwin bergabung dengan band Karimata bersama Candra Darusman dan kawan-kawan. Suatu kali Isbadi memercayai Erwin menggarap aransemen untuk Telerama. Sejak itu, Erwin belajar menjadi penata musik dan pengarah musik.
”Ketika saya menjadi
Itulah kerja sama Erwin dan Chrisye sampai hari-hari terakhir Chrisye. Erwin antara lain pernah menggarap musik album Chrisye, seperti
Erwin mengakui, dari album-album yang dibuat bersama Chrisye, album
”Saya memilih untuk tidak membuat seperti album yang dulu. Saya mereinterpretasi lagu-lagu di album tersebut.”
Pada lagu ”Matahari”, misalnya, Chrisye memasukkan gamelan. Lagu ”Semusim” yang pada versi album 1977 dibawakan penyanyi Berlian Hutauruk, oleh Erwin digarap dengan menduetkan Chrisye dengan Waldjinah, superstar keroncong dari Solo itu.
Di mata Erwin, Chrisye saat itu sudah legenda. Oleh karena itu, Erwin menyiapkan album dengan standar produksi tinggi. Chrisye kemudian mengizinkan Erwin menggarap albumnya dengan orkestra besar. Demi mengejar standar itu, Erwin melakukan proses
Selain album, Erwin dan Chrisye juga bekerja sama menggarap konser. Erwin telah tiga kali menyiapkan konser Chrisye, yaitu ”Sendiri” (1994), ”Badai Pasti Berlalu” (2000), dan ”Dekade” (2003). Kini setelah
Erwin menyebut konser tersebut sebagai konser Chrisye yang keempat. ”Kami menawarkan sesuatu yang baru, yaitu menghadirkan aura Chrisye di panggung,” kata Erwin.
Aura itu antara lain hadir lewat serpihan-serpihan suara Chrisye yang membentuk sebuah lagu. Chrisye seperti bernyanyi lagi, sementara Erwin Gutawa dengan orkestranya mengiringi dengan musik langsung.