Jakarta, Kompas -
Lewat Djam Malam
Usmar Ismail dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia karena karya-karyanya yang berkualitas. Namanya diabadikan menjadi nama gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail.
Proyek restorasi bermula ketika NMS mulai melestarikan warisan sinema Asia Tenggara. ”Pengelola museum tertarik merestorasi film Indonesia dan beberapa sinema Asia lainnya,” kata Lintang Gitomartoyo, Asisten Pengembangan Program Restorasi Film Yayasan Konfiden, Jumat (27/4).
Proses restorasi ini melibatkan Yayasan Konfiden, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang perfilman, dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Untuk memilih film Indonesia yang pantas direstorasi, kedua lembaga itu menunjuk wartawan senior dan pengamat perfilman, JB Kristanto.
Menurut Kristanto, film Lewat Djam Malam menampilkan pandangan yang unik tentang sejarah Indonesia. Film perang ini menggugat siapa yang sebenarnya pantas mendapat pengakuan atas kemerdekaan Indonesia: militer atau sipil.
”Ketegangan yang terjadi antara militer dan sipil bisa ditemukan di sejumlah titik lainnya di sejarah negeri kita, tetapi Usmar Ismail yang terlebih dahulu menangkapnya dalam medium film. Lewat Djam Malam penting karena relevansi sejarahnya,” ujar Kristanto.
Menurut Alex Sihar, Direktur Konfiden, proses restorasi sudah mencapai tahap akhir. Begitu selesai master film tersebut akan di kirim ke panitia festival film Cannes di Perancis. Di Indonesia, film hasil restorasi itu belum diputar dan rencananya akan diputar Juni.