Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Pangestu: I-Pop Harus Saingi K-Pop

Kompas.com - 30/04/2012, 14:33 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Mari Elka Pangestu mengaku tak mudah membawa kebudayaan Indonesia menjadi populer seperti K-Pop yang mewabah di dunia saat ini.

Namun, budaya Indonesia tidak bisa dibiarkan begitu saja karena bisa luntur dengan masuknya kebudayaan-kebudayaan asing. Harus ada gerakan untuk mempopulerkan Indonesia Pop atau (I-Pop).

"Budaya I-Pop belum bisa menyamai kepopuleran K-Pop. Masih banyak tantangannya," kata Mari saat menjadi pembicara di acara 'Sarasehan Kekayaan Tradisi dan Masa Depan Ke-Indonesia-an Kita' di Bentara Budaya, Jakarta, Senin (30/4/2012).

Selama ini, budaya K-Pop setiap hari selalu muncul di media televisi, media cetak dan media elektronik. Sehingga budaya K-Pop semakin terkenal di lingkungan anak muda dan mayoritas masyarakat Indonesia.

Salah satu budaya K-Pop yang mewabah di Indonesia adalah lagu dan film asal negara Korea Selatan. Namun saat ini, perangkat elektronik dan industri otomotif Korea juga membanjiri Indonesia.

"Budaya K-Pop tidak mendadak begitu saja. Mereka perlu 10 tahun untuk bisa berkembang seperti saat ini," kata Mari.

Ia berharap agar Indonesia memiliki gerakan budaya I-Pop yang bisa diterima oleh masyarakat sendiri. "Tapi saya juga belum tahu genre musik apa yang bisa jadi model untuk I-Pop," tambahnya.

Sampai saat ini, pemerintah masih mengidentifikasi model budaya yang bisa dikemas menjadi I-Pop, baik dari musik hingga goyangan (dance) dari budaya tersebut.

Sebagai langkah awal, pemerintah akan melakukan pendampingan dan pelatihan kepada musik Indie, khususnya yang terkait dengan musik tradisional namun tetap dikemas dalam musik kontemporer.

"Yang penting kita harus memahami jatidiri bangsa kita. Saya berharap I-Pop juga mendunia," katanya.

Mari menyebut, kunci sukses K-Pop adalah dari musik, lagu, koreografi dan performa di panggung. Indonesia harus mencontoh teknik-teknik itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com