DARI SLANK UNTUK "Slankers Wangi"
Slank berkonser di Ballroom The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Jumat (11/5) malam. Slank dan penyelenggara menyebut segmen penonton mereka sebagai ”Slankers Wangi”.
Slank meninggalkan kesan berbeda pada konser bertajuk ”I Slank You-The Journey of The Blue Island”.
bertahan selama 28 tahun meneguhkan identitasnya sebagai band yang dicintai semua kalangan. Slank tak hanya sanggup memukau di lapangan terbuka yang becek, tetapi juga di ballroom
Coba saja amati para penonton yang berduyun-duyun mendatangi ballroom sejak petang. Penonton laki-laki, misalnya, datang dengan pakaian rapi, seperti atasan berpotongan slim fit yang pas di badan dan rambut disisir spike, mencuat ke atas.
Sementara banyak penonton perempuan hadir dengan sepatu jinjit (high heels) dan menenteng tas Miu Miu, Kate Spade, atau Prada. Dengan rok mini ataupun celana super pendek, mereka pun bisa tetap merasa tenteram. Sebelum konser dimulai, banyak perempuan menyempatkan diri ke toilet untuk membubuhkan ulang riasan di wajah. Penonton laki-laki dan perempuan ini sama-sama wangi.
”Dari konser ini terbukti Slank bukan hanya band lapangan, outdoor, atau pasar becek. Slank mempersatukan Indonesia. Slank membuat Indonesia sangat rock and roll,” ujar Priam Soesetyo, Direktur MAMLive! sebagai penyelenggara konser.
Para orangtua yang membawa anak-anak dan bayi, serta ibu hamil, juga tampak di sana sini. ”Saya mau ikut suami nonton karena konsernya di sini (Ritz Carlton). Kalau di lapangan ya enggak bakal ikut,” ujar Dina (30) yang tengah hamil 6 bulan.
Harga tiket konser yang dibanderol mulai dari Rp 450.000 hingga Rp 1,250 juta ini, menurut penyelenggara, ludes oleh sekitar 3.600 penonton. Konser yang mulai sekitar pukul 21.00 itu berakhir pukul 00.30.
Pihak penyelenggara MAMLive! sedianya menggelar konser tersebut di Mata Elang International Stadium di Gedung Ancol Beach City. Pemindahan lokasi konser itu ke Ballroom Ritz-Carlton baru diumumkan sepekan sebelumnya. Alasan pemindahan itu untuk menyesuaikan dengan konsep konser Slank yang menyertakan orkestra. Di ballroom yang sama, pernah digelar konser Andrea Bocelli, Il Divo, dan David Foster.
Meski konser digelar untuk penonton premium—demikian pihak Slank dan penyelenggara menyebutnya—personel Slank di panggung tetap beraksi seperti biasa. Di tengah konser, Bimbim memelorotkan celana panjangnya hingga tertinggal celana super pendek ketat berwarna merah jambu mengkilat. Sementara Kaka, seperti biasa, bertelanjang dada. Meski begitu, gaya urakan kali ini tanpa keringat karena pendingin ruangan ballroom berfungsi maksimal.
Konser Slank kali ini mengusung konsep yang terkesan lebih eksklusif, yakni berkolaborasi dengan orkestra dan paduan suara dari Nusantara Symphony Orkestra dengan konduktor Indra Perkasa. Tak hanya itu, satu jam pertama konser diisi oleh penampilan Dira Sugandi, Sashi, Alexa, Naif, dan Pure Saturday.
Mereka membawakan 10 lagu Slank, seperti ”I Miss You But I Hate You”, ”Foto Dalam Dompetmu”, ”Terlalu Manis”, dan ”Kirim Aku Bunga”. Tika atau Kartika Jahja membawakan ”Kirim Aku Bunga” dengan rasa jazz. Demikian pula Dira saat menyanyikan ”Foto Dalam Dompetmu”. Dira bersama Slank juga membawakan ”Maafkan” dan ”Ku Tak Bisa” dengan iringan suara ribuan penonton yang bernyanyi bersama.
”Konser Slank seperti ini konsepnya terasa beda, tempatnya juga enak,” ujar Evi Budiman (37), seorang penonton.
Saat Slank membawakan lagu ”Pak Tani”, ribuan penonton bernyanyi kompak penuh energi. Kaka lantas ”iseng” menyelingi lagu itu dengan pertanyaan terkait Pilkada DKI Jakarta. Kaka menyebut tiga pasang nama pasangan calon gubernur dan wakilnya, lalu bertanya kepada penonton, ”Mungkin atau enggak mungkin?” Para ”Slankers Wangi” itu lantas menjawab lantang, ”Enggak mungkin, enggak mungkin! Semua itu terjadi 100 tahun lagi mungkin!” seru mereka menirukan lagu ”Pak Tani.”
Ditanya apakah Slank berencana lebih mendekatkan diri dengan kalangan yang mereka sebut ”Slankers Wangi”, Bimbim menjawab tangkas. Menurut dia, band legendaris, seperti The Rolling Stones, kerap menggelar konser dalam dua kemasan. Konser di panggung terbuka dan konser dalam ruang yang dinikmati oleh kalangan terbatas termasuk Presiden Amerika Serikat.
”Lagipula, kalau kami berteriak mengenai perubahan di panggung terbuka kadang kurang terdengar. Siapa tahu kalau berteriak tentang perubahan di panggung indoor lebih terdengar,” ucap Bimbim.
Terkini Lainnya
Terpopuler
Now Trending
