Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDF Perkenalkan Konsep Film Tari

Kompas.com - 05/06/2012, 21:36 WIB
Lusiana Indriasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Film tari sebagai media baru bagi seniman tari untuk mengeksplorasi karya di luar panggung pertunjukan belum begitu dikenal di Indonesia. Di luar negeri, media film semacam ini sudah berkembang sejak tahun 1960-an.

Panitia Festival Tari Indonesia (Indonesian Dance Festival/IDF) mencoba mengenalkan konsep baru ini kepada penonton seni.

Manajer Program Dance and Film di IDF, Adi Wicaksono mengatakan, bagi sebagian seniman, panggung sangat membatasi eksperimen gerak yang mereka ciptakan. Oleh karena itu, seniman tari mencoba media lain untuk menciptakan karya tari.

Melalui segmen Dance and Film, panitia memutar beberapa film tari karya dalam maupun luar negeri. "Sebagian besar film tari yang ada di Indonesia masih berbentuk dokumenter. Masih jarang orang yang membuat film tari sebagai bagian dari estetika seni pertunjukan tari itu sendiri," kata Adi.

Di luar negeri, seniman tari tidak lagi hanya mementaskan karya mereka di panggung, tetapi juga menciptakan koreografi tari yang cocok untuk kamera. Ia mencontohkan penari Min Tanaka dari Jepang yang sudah tidak mau lagi menari di atas panggung tetapi memilih menari di alam terbuka seperti di sawah, atap rumah, di dalam air, dan lain-lain. Bentuk tarian di alam terbuka itu kemudian ia rangkai menjadi sebuah film.

IDF diisi pemutaran film dokumenter penari Pina Bausch (Jerman), Rasinah (Cirebon), Bagong Kusudiharjo (Yogyakarta), tari Bedhaya, serta film panjang seperti Sang Penari, Exodus, Alisa, Drupadi, Dongeng dari Dirah, Opera Jawa, dan lain-lain. Pemutaran film diadakan di Institut Kesenian Jakarta.

Penari Sardono W Kusumo yang memroduksi Dongeng dari Dirah (1974) mengatakan, di Indonesia media film belum banyak dimanfaatkan oleh seniman tari. Padahal fase baru lintas disiplin antara seni tari dan film ini berpotensi menciptakan kreativitas baru baik bagi seniman tari maupun film. "Di Indonesia baru pada tahap mencoba-coba saja jadi belum bisa menciptakan sebuah genre film tari," kata Sardono.

Adi mengatakan, IDF mencoba memperkenalkan film sebagai alternatif baru untuk menonton tari sekaligus menciptakan karya tari bagi senimannya. Karena konsep film tari belum begitu dikenal, film-film di segmen Film and Dance ini masih sepi penonton. Pada hari pertama film tari dimunculkan peminatnya baru 30 orang.

Sutradara Riri Riza yang menggarap Drupadi mengungkapkan, gerakan tari bisa lebih kaya disajikan kepada penonton jika terekam melalui kamera. Kamera bisa menangkap detil gerakan dari berbagai sudut dibandingkan pentas panggung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com