MAGELANG, KOMPAS.com - Ada yang istimewa di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, Minggu sore, (24/6/2012). Ratusan santri tampak berkumpul di masjid Al- Mujahidin di komplek ponpes tersebut untuk mengikuti Dialog Budaya bersama grup band Slank dan Ki Ageng Ganjur. Sebelum menghibur fansnya di Lapangan Abu Bakrin Kota Magelang Minggu malam, personel Slank menyempatkan diri menggelar dialog di Pesantren Salaf tersebut.
Dialog Budaya diawali dengan tausyiah yang disampaikan KH Yusuf Chudlory atau Gus Yusuf selaku pengasuh ponpes. Dalam tausyiyahnya, Gus Yusuf berpesan bahwa Islam adalah agama yang menggembirakan dan penuh cinta kasih. Oleh sebab itu pihaknya berterimakasih kepada Slank yang telah datang ke ponpes API, yang diharapkan bisa menebar cinta kasih, menjalin silaturahmi dan memberi manfaat dengan para santri juga masyarakat.
"Kedatangan Slank ke Ponpes salah satu tanda bahwa Islam adalah agama yan menggembirakan, semoga kita tidak hanya gembira di dunia tapi juga di akhirat. Semoga acara ini bisa saling memberi manfaat bagi semuanya," tuturnya.
Ki Ageng Ganjur, yang diwakili oleh Al-Zastrow Ngatawi, menyampaikan bahwa kedatangan Slank ke setiap pondok pesantren menunjukkan dakwah Islam bisa dilakukan dengan cara seni dan budaya seperti dilakukan oleh para walisongo dahulu. Menurutnya, kehadiran band yang digawangi oleh Kaka (Vokal), Bim Bim (drummer), Ridho (gitar), Abdi (gitar), dan Ivanka (bass) ini ingin menunjukkan bahwa pondok pesantren merupakan pusat kesenian, kebudayaan, dan peradaban.
"Pesantren adalah lembaga yang melakukan pendidikan dengan pendekatan seni dan budaya,para santri adalah orang-orang pilihan yang mandiri dan ikhlas," katanya disambut riuh tepuk tangan para santri.
Meski dialog tidak berlangsung lama namun benar-benar dimanfaatkan para santri dan personil Slank untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. Dari seputar musik Slank, lingkungan hingga agama.
"Kami sangat senang bisa datang ke ponpes ini, kita bisa saling berbagi pengalaman, baik pengalaman kita di Jakarta dan sebaliknya pengalaman kalian sebagai santri di sini. Tidak hanya sekedar foto-foto yang sudah biasa bagi kami," ujar Kaka, vocalist Slank.
Dalam dialog yang berlangsung lesehan dan kekeluargaan itu setiap personil menjawab satu-persatu pertayaan para santri yang bertanya. Bagi Slank, santri dan Slank memiliki persamaan yakni sederhana, memiliki rasa sosial dan solidaritas yang tinggi, serta hidup membumi.
"Kita sama-sama ingin hidup damai, sederhana, punya jiwa sosial dan solidaritas yang tinggi, kita juga ingin membumi, hal itu yang selalu kita teriakkan melalui lagu-lagu kami untuk seluruh masyarakat Indonesia," ujar Bim Bim sang drummer.
Selain itu, Bim Bim juga mengatakan bahwa selama perjalanan spiritual mereka ke sejumlah ponpes di Jawa Tengah, Slank bisa belajar semangat dan kegigihan para santri dalam mencari ilmu. Pesantren, katanya, adalah benteng terakhir melawan kejahatan- kejahatan seperti korupsi, narkoba dan terorisme.
"Sama dengan visi kami yang cinta damai, anti korupsi dan anti narkoba!," ujarnya.
Setelah melakukan dialog para personil Kaka dan kawan-kawan melakukan ziarah kubur di makam setempat dan mengadakan di kegiatan tanam pohon di sekitar komplek ponpes tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.