Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tatkala Cerita Rakyat Dikemas Berbeda

Kompas.com - 29/06/2012, 09:41 WIB
Siti Khoirunisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Memperkenalkan kebudayaan Indonesia pada anak-anak adalah suatu hal penting. Salah satu caranya melalui cerita rakyat. Ini terkait Indonesia memiliki beragam cerita rakyat menarik dengan pesan moral yang ada di dalamnya.

Demikian disampaikan Tiara D Josodirdjo, produser musikal "Bawang Merah Bawang Putih", Kamis (28/6/2012) malam, di Balai Kartini, Jakarta. Kendati demikian, Tiara tidak hanya mengandalkan ceritanya. Tiara bersama tim mengemas cerita rakyat dalam kemasan yang berbeda. Memadukan unsur tarian dan nyanyian, Tiara mengemas cerita ini dalam sebuah drama musikal.

Selama dua jam, penonton diajak untuk menikmati cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih. Tidak akan bosan dibuatnya. Dengan setting latar, tempat, dan suasana yang mendukung, pengunjung seolah-olah diajak untuk berada di wilayah asal cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih, yakni Jawa Tengah.

Selain itu, pesan moral yang disampaikan dalam cerita ini tidak hanya dapat dilihat dari alur ceritanya. Sesekali pesan itu disampaikan dalam sebuah melodi agar lebih mengena untuk anak-anak. Begitu pula dengan adegan marah saat Putih dengan tidak sengaja menghilangkan kebaya Merah. Adegan ini tidak dikemas dengan kekerasan ataupun nada bicara yang tinggi. Namun, justru dikemas menggunakan dengan nada-nada musikal sehingga sesekali mengundang gelak tawa penonton.

"Didukung oleh musisi andal, harapannya keluarga dapat menikmati nuansa musik ala Disney yang dibalut dengan nuansa lokal," papar Tiara.

Hal senada juga disampaikan produser musikal "Bawang Merah Bawang Putih" lainnya, Deddy Koesworo. Deddy berharap dengan ditambahkannya lagu-lagu daerah di cerita rakyat ini, anak Indonesia semakin tahu keberagaman budaya Indonesia, sekaligus membangkitkan minat budaya.

Sinopsis

Alkisah di sebuah kampung bernama Desa Teduh, tinggallah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anaknya. Bawang Merah adalah anak kandung sang ibu, sedangkan Bawang Putih adalah anak kandung sang ayah. Meski begitu, keduanya memiliki perangai yang berbeda. Bawang Merah bersifat malas, dengki, dan tamak, sedangkan Bawang Putih seorang gadis yang jujur, rajin bekerja, rendah hati, dan sederhana.

Semenjak meninggalnya sang ayah, Bawang Putih semakin diperlakukan oleh ibu dan saudara tirinya bak seorang budak. Suatu hari, tanpa sengaja, Bawang Putih menghilangkan kebaya ibu tirinya. Tak ayal, ibu tiri langsung memarahi Bawang Putih. Bawang Putih pun diusir. Ia hanya boleh kembali jika telah menemukan batik sang ibu.

Saat menyusuri sungai, Bawang Putih bertemu nenek misterius. Rupanya nenek tersebut menyimpan kebaya yang dicari Bawang Putih. Bawang Putih pun mendapatkan kebayanya dan hadiah sebongkah batu. Mengapa nenek tersebut memberikan sebongkah batu? Apakah isi di balik bongkahan batu itu? Bagaimana nasib keluarga Bawang Putih selanjutnya?

Pertanyaan ini hanya Anda bisa jawab dengan menonton "Teater Musikal Anak Bawang Merah Bawang Putih" di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta. Teater ini berlangsung mulai dari 29 Juni hingga 1 Juli 2012.

 

Judul: Teater Musikal Anak Bawang Merah Bawang Putih

Pemain: Eriska Rein (Bawang Putih), Christina Angelia Simbolon (Bawang Merah), Aimee Saras (ibu tiri), Mickey Octapactika (ayah), Tina O. Simandjuntak (Nenek Mengkudu), dll

Produser: Tiara Josodirjo dan Deddy Koeswara

Penata Musik dan Pencipta Lagu: Ifa Fachir "Maliq D' Essential" dan Mhala "Numata"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com