Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Regina, Bernyanyi Mengejar Cakrawala

Kompas.com - 15/07/2012, 04:01 WIB

Kemenangan adalah milik orang-orang yang berjuang... 

Petikan lagu berjudul ”Kemenangan” yang diciptakan Ahmad Dhani untuk pemenang kontes Indonesian Idol 2012 itu seperti bercerita tentang Regina Ivanova Polapa, sang pemenang yang menyanyikannya.

Sepanjang tahapan kompetisi Indonesian Idol 2012, Regina (26) menuai pujian, bahkan tepuk tangan penghormatan para juri kompetisi ini. Ahmad Dhani, salah satu juri, sempat berujar, menyaksikan Regina menyanyi membuatnya menitikkan air mata. Regina disebut-sebut amat berbakat. Namun, ia membuktikan, bakat saja tak cukup. Ia harus bekerja keras dan berulang kali menelan kegagalan untuk meraih kemenangan.

Indonesian Idol sudah tujuh kali digelar dan Regina tak pernah absen mengikuti audisinya sejak pertama kali ajang itu diadakan pada 2004. Enam kali penyelenggaran Indonesian Idol sebelumnya, enam kali itu pula Regina gagal pada tahap audisi. Baru tahun ini, Regina lolos, bukan hanya dari tahap audisi, melainkan juga terus melaju sampai meraih kemenangan.

Gagal berkali-kali bukan tragedi paling menyakitkan buat Regina. Sulung dari tiga bersaudara ini kehilangan ayahnya, Ismeth Yusuf Palopa, saat ia berusia 10 tahun. Kecelakaan lalu lintas yang merenggut ayahnya juga melukai ibunya dan membuat ia sendiri kehilangan banyak darah.

”Setelah transfusi darah itu kayaknya aku mulai gemuk,” kata Regina teringat saat ia mulai bertubuh montok.

Ibunya, Yovanka Helen Loupatty, menikah lagi. Namun, beberapa tahun kemudian, ayah tirinya pun meninggal dunia. ”Udah deh, ntar aku dan adik-adik saja yang membahagiakan Mama. Amin....”

Dari sang ibu, Regina belajar untuk bertahan hidup melalui saat-saat yang paling pahit. Kondisi perekonomian keluarga membuat si sulung dari tiga bersaudara ini memutuskan jadi tulang punggung keluarga. Ia memilih tidak kuliah. Sejak lulus SMA tahun 2003, Regina menjajakan suara dari kafe ke kafe di malam hari, sekaligus bekerja di perusahaan broker properti pada pagi harinya.

”Banyak orang mencibir karena aku kerja di kafe, pulang pagi, dikira pasti minum dan ngerokok. Puji Tuhan, aku bukan perokok dan bukan peminum. Di kafe, aku punya garis yang jelas, orang-orang datang untuk senang-senang, tetapi aku di situ kerja, jual suara aku, bukan badan aku.”

”Jiwa” dalam lagu

Sembilan tahun menyanyi di kafe, Regina belajar menghadapi beragam karakter khalayak. Dari kafe yang ia sebut ”ecek-ecek” sampai berbintang lima, semua memberi pengalaman dan pergaulan berharga buat Regina.

Ia tidak ingin tamu-tamu yang datang ke kafe melihatnya hanya seperti ”perlengkapan” yang sekadar ada di sana. ”Aku memang penyanyi kafe, tetapi aku harus punya sesuatu yang beda.”

Regina tak hanya menyuguhkan suara indah ketika menyanyi. Ia berusaha menyentuh hati pendengarnya dengan kisah yang ia sampaikan sepenuh hati lewat lagu. Ia berusaha menemukan ”jiwa” dalam setiap lagu yang dinyanyikannya.

Ketika lagunya berkisah tentang sukacita, Regina pun dialiri keriangan menyanyikannya. Saat lagunya sendu, Regina juga seolah ”curhat” menuangkan kepedihan di situ.

Penghayatan atas lagu itulah resep Regina untuk merasa nyaman di atas panggung meskipun ia mengaku kerap grogi menjelang naik panggung.

Regina tidak pernah secara formal mengikuti pendidikan menyanyi. Ia belajar secara otodidak dan dalam komunitas band. Ia pun mempelajari setiap kegagalan dan terus memperbaiki kekurangan.

Gagal tapi gigih

Kegagalannya pada audisi Indonesian Idol pertama tahun 2004, misalnya, kata Regina, karena ketidaksiapan mental. Kegagalan pada audisi tahun berikutnya ia yakini karena memilih lagu yang menuntut kapasitas menyanyi jauh di atas kemampuannya saat itu.

Setelah gagal audisi, sempat terlintas di benak Regina untuk melupakan niat mencoba lagi peruntungan di tahun berikutnya. Namun, begitu melihat iklan ajang itu akan dimulai lagi, ia selalu kembali mendaftar. Ia menyebutnya, panggilan jiwa.

”Padahal, orang-orang di sekitarku sudah pada males, paling enggak lolos lagi, kata mereka. Sampai mamaku juga bilang gitu,” tambahnya.

Bagi Regina, penyanyi yang paling memberinya inspirasi adalah Adele, penyanyi Inggris yang tahun 2012 ini memborong enam penghargaan Grammy. ”Dia bisa nyaman dengan tampilan fisik dia. Memang di luar negeri mungkin orang lebih mudah menghargai karya daripada tampilan fisik, ya.”

Kini, Regina disebut sebagai selebritas baru. Ia melihat jalan karier bernyanyi seperti melihat cakrawala. ”Aku mau mimpi setinggi mungkin,” katanya. (Nur Hidayati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com