Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manggarai Barat Ditata Menjadi Wisata Minat Khusus

Kompas.com - 15/08/2012, 17:55 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Dialog dengan berbagai stakeholder Pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat yang diprakarsai oleh Yayasan Komodo Kita dan Tourism Management Organization (TMO) Komodo Destinasi di Luwansa Hotel, Selasa (14/8/2012), menyepakati bahwa Kabupaten Manggarai Barat dirancang menjadi pariwisata minat khusus.

Alasannya, ada begitu banyak keanekaragaman dan budaya yang unik yang tersebar di kampung-kampung. Ada kekayaan bawah laut yang sangat indah di dunia, ada kawasan hutan mbeliling dan gua ular raksasa serta wisata alam yang menantang wisatawan untuk menikmati alam di Kabupaten Manggarai Barat.

Hal ini dikemukakan oleh Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Benyamin Nanjong bersama Ketua Badan Pengurus Yayasan Komodo Kita, Emmy Hafild dan Ketua TMO Komodo Destinasi Manggarai Barat, Antonius Asri serta sejumlah pelaku-pelaku pariwisata, para guide, para master diver dan tokoh masyarakat di Labuan Bajo, Rabu (15/8/2012).

Untuk menuju ke Pariwisata Minat Khusus, Zakarias Samuel Sem dari Staf Yayasan Komodo Kita menjelaskan, sumber daya manusia masyarakat lokal masih rendah sehingga tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk membenahi sumber daya manusia lokal mulai dari sekolah-sekolah. "Kesadaran masyarakat lokal di Kabupaten Manggarai Barat dibangkitkan kembali agar kelestarian dan keindahan alam tetap terjaga dengan baik," katanya.

Samuel menjelaskan, Pemkab Manggarai Barat secepatnya membuat regulasi pariwisata untuk diatur demi pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat. Warga masyarakat disadarkan tentang pariwisata yang memberikan kesejahteraan bagi mereka sendiri.

Yando Zakaria, seorang Konsultan di Yayasan Komodo Kita menjelaskan, untuk menuju ke pariwisata minat khusus, para penyelam-penyelam lokal dilatih supaya memiliki sertifikasi penyelam, sebab masyarakat lokal yang berada di pulau di kawasan Taman Nasional Komodo mengetahui tentang keberadaan keindahan bawah laut di sekitar pulau-pulau di Kawasan Taman Nasional Komodo.

Sementara etnomusikolog, Rizaldi Siagian menjelaskan budaya-budaya asli, lagu-lagu adat dan pementasan tarian caci harus dikembalikan sesuai keasliannya. "Belum lama ini saya nonton pertunjukan tarian caci yang dilakukan di salah satu hotel berbintang di Labuan Bajo demi kepentingan tamu-tamu asing, namun, tarian itu sudah tidak asli lagi," katanya.

Siagian menjelaskan, peluang-peluang pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat di tahun mendatang akan sangat maju. "Tugas kita bersama untuk melatih masyarakat dengan kerajinan-kerajinan asli, serta tamu-tamu tidur di homestay milik penduduk, hotel milik masyarakat lokal, diver dari masyarakat lokal, transportasi yang layak, serta kapal-kapal ke Taman nasional Komodo yang dilengkapi alat keselamatan berstandar internasional," paparnya.

Pelaku Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Getrudis mengungkapkan, sebanyak 95 persen warga masyarakat Manggarai Barat adalah masyarakat petani. "Bagaimana konsep pariwisata minat khusus dipadukan dengan masyarakat petani. Masyarakat petani dengan berbagai upacara adat atau ritual-ritual adat yang sangat menyatu dengan alam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com