Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Charly dan Rhoma Minta SBY Turun Tangan Atasi Pembajakan

Kompas.com - 09/10/2012, 02:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Masih maraknya aksi pembajakan membuat musisi mati gaya. Mereka pun meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan mengatasi persoalan serius yang menyangkut nasib para musisi di Tanah Air.

Penyanyi dan pencipta lagu Charly Van Houten meminta Presiden SBY tak hanya memikirkan permasalahan politik, tetapi juga ikut memikirkan nasib para seniman.

Industri musik di Tanah Air, menurut Charly, dalam kondisi sekarat. Industri musik Indonesia, kata Charly, merosot tajam hingga 90 persen. Padahal jika dilihat dari geliat musikalitasnya, musik Indonesia sangatlah luar biasa. Sayangnya, hal itu tak diiringi dengan kegairahan di industri. 

"Aku berharap Pak Presiden turun tangan benahi musik kita yang dilanda pembajakan. Semoga tindakan beliau mengatasi masalah ini bisa mengangkat kembali industri musik Tanah Air," ujarnya ketika ditemui di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (8/10/2012).

Harapan besar itu muncul lantaran SBY juga dikenal sebagai pencipta lagu. "Apalagi Pak SBY juga pintar bikin lagu. Aku ingat judulnya 'Jangan Takut Menjadi Indonesia'. Aku bangga kok. Udah lama sih, kadang-kadang dinyayiin juga," ujarnya.

Sikap yang sama juga dilontarkan Raja Dangdut Rhoma Irama. Di sela-sela pembukaan Rakernas di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, akhir pekan kemarin, Ketua Umum Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (Ketua Umum PAMMI) itu mendesak pihak penegak hukum serius memberantas aksi pembajakan lagu yang kian marak seiring kemajuan teknologi.

"Pembajakan ini sudah keterlaluan. Dampaknya luar biasa, mematikan industri musik dangdut. Banyak seniman dangdut alih profesi karena produksi lagu dan CD terbelenggu maraknya pembajakan," ujar Rhoma.

"Jika terus dibiarkan, bagaimana nasib para pencipta lagu dan musisi dangdut nantinya. Harus ada kebijakan pemerintah yang membela kepentingan musisi dan pencipta lagu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau