Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggaet Hollywood Lewat Balinale

Kompas.com - 13/10/2012, 08:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Usaha untuk memperkenalkan Bali sebagai lokasi shooting alternatif yang menarik di mata dunia terus diupayakan Bali Taksu Indonesia Foundation.  Lewat Balinale Film Festival yang digelar pertama kali pada tahun 2007, keinginan itu telah dijajaki.

Aktris senior yang juga pendiri Balinale, Cristine Hakim, pun membenarkan misi yang terkandung dalam festival film bertaraf internasional itu.

"Ini memang bukan yang pertama, karena lokasinya di Bali yang punya tempat luar biasa, visi misinya film ini sebagai pintu gerbang, etalase untuk menunjukkan kekayaan alam Indonesia, Balinale juga membuat daya tarik lokasi shooting," jelas Christine dalam wawancara di Istana Sahid Apartemen, Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2012).

Setelah lima tahun berjalan, gairah itu mulai terasa. Bali, dengan keindahan alamnya, kini kian dilirik dunia. Tentu saja, banyak keuntungan yang didapatkan. Tak hanya menambah devisa dari pariwisata, peluang untuk menambah pengetahuan dan pengalaman para pembuat film lokal dari tim produksi asing pun semakin mudah. Belum lagi, kesempatan kerja yang terbuka lebar bagi pekerja film lokal.

"Transfer knowledge dan teknologi juga terjadi di Eat Pray Love--film yang mengambil lokasi shooting di Bali--  Makanya saya bilang tidak salah kalau Balinale jadi pintu gerbang, etalase Indonesia. Kalau ada one stop service yang menangani ini akan bagus, dan bisa mendapatkan devisa. Saya dengan Eat Pray Love ini budget-nya 75 juta dollar AS, dan 30 persen untuk Indonesia," jelas Christine.

Bintang film Tjut Nyak Dien ini pun berharap Balinale memiliki posisi yang strategis dan keberadaannya makin diperhitungkan. "Sehingga festival ini tidak hanya eksebisi film semata, tapi menambah pengetahuan lewat workshop pengambilan gambar, transfer knowledge dan teknologi," ujarnya.

Dari kacamata bintang yang pernah sukses dengan film Daun di Atas Bantal tersebut, Balinale juga memiliki potensi meningkatkan jumlah wisatawan asing. "Kemarin waktu pembuatan film Eat Pray Love di Bali banyak manfaatnya selain tourism meningkat 30 persen. Artinya itu promosi yang positif," kata Christine. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com