Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Partai Tak Intervensi Jokowi-Basuki

Kompas.com - 21/10/2012, 14:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat, mengatakan, hubungan partainya  dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) baik-baik saja. Pasca Pilkada DKI Jakarta hubungan kedua partai sempat dikabarkan merenggang. Hubungan tak harmonis ini tergambar dari sejumlah pernyataan politisi PDI Perjuangan yang menyatakan bahwa Gerindra memanfaatkan pencalonan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI untuk meningkatkan popuaritas Gerindra dan Ketua Dewan Pembina-nya Prabowo Subianto.

"Kalau di DKI, hubungan kami baik-baik saja dan kita sudah berkomunikasi dengan teman-teman Partai Gerindra," kata Djarot, di Kantor DPD PDIP DKI, Jakarta, Minggu, (21/10/2012).

Meski baik-baik saja, Djarot mengingatkan, kedua partai hendaknya tak mengintervensi kepemimpinan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, terutama untuk pengisian jabatan di Pemprov DKI. "Teman-teman yang berada di birokrasi enggak usah gugup, profesional saja," kata Djarot.

Lebih lanjut, Djarot mengatakan, PDI-P telah melarang keras seluruh kader partai untuk mencampuri penataan birokrasi DKI. "Semua itu kewenangan penuh Gubernur dan Wakil Gubernur DKI," ujarnya. 

Menurutnya, langkap PDI-P mengusung Jokowi-Basuki bukan hanya mempertaruhkan kepemimpinan, tetapi juga mempertaruhkan masa depan DKI lima tahun ke depan. Selain itu juga mempertaruhkan nama baik partai.

"Oleh sebab itu, kami menginstruksikan kader untuk mengawal dan menindaklanjuti termasuk legislatif. Langsung ditindaklanjuti dengan Rakerda, sebagai bentuk tanggung jawab parpol. Keberadaan parpol ini mutlak. Di dalam parpol, kader digodok, juga sebagai pertaruhan Jokowi lulus ujian menjadi kader terbaik," kata Djarot.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebutkan, ada "penumpang gelap" yang ikut menikmati kemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta. Hal itu disampaikannya dalam Pidato Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP, Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu. Mereka, menurut Megawati, mengklaim sebagai pihak yang paling berjasa dalam kemenangan Jokowi-Basuki. Rupanya, sindiran Megawati itu bukan hanya terkait peningkatan elektabilitas parpol. Namun, ada keinginan pihak tertentu untuk menduduki jabatan strategis di Jakarta setelah Jokowi-Basuki menjadi Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com