JAKARTA, KOMPAS.com -- Bagi Nadine Chandrawinata (28), meskipun perjalanan di alam liar memberi banyak tantangan, ia tak pernah memaknainya hanya sebagai sebuah petualangan semata. Bagi Puteri Indonesia 2005 itu, setiap kilometer yang dilalui, setiap mil yang dilayari, bahkan hingga setiap ayun langkah kaki adalah proses pencapaian terhadap yang hakiki.
Gadis yang tengah ikut dalam garapan film bertajuk Bidadari-Bidadari Surga itu mengatakan, dari setiap perjalanan itu kedekatannya dengan alam semakin kuat. Saking kuatnya, ia pun seolah berdialog dengan alam.
Relasi yang kuat itu tidak hanya dibangun melalui perjalanan, tetapi juga tinggal di tengah alam liar. Semua bentuk keterbatasan yang dialami saat itu, entah makan semangkuk bersama, tidur beralas tanah beratap langit, membuat dia tak hanya kian mandiri, tetapi juga makin mampu memahami diri dan seluruh detak alam itu.
"Rumahku, di luar rumahku," katanya. Nadine merasa, alam pun akan kesakitan jika "tubuh" mereka dikotori sampah. Dengan keyakinan akan kekuatan dari sebuah doa, Nadine berbincang dengan alam itu. Ia pun mengakui, kian menyadari bahwa Tuhan pun hadir melalui alam itu. "Karena itu, saya takut untuk menyakiti alam. Ia adalah bagian dari hidup manusia," kata Nadine. (JOS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.