Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Pernah Dilirik Jadi Lokasi "Shooting" James Bond, Lho!

Kompas.com - 06/11/2012, 06:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi yang sudah menyaksikan film terbaru James Bond, Skyfall, tentu seperti film-film Bond sebelumnya, penonton disuguhi pemandangan dari berbagai belahan dunia yang menjadi setting aksi agen rahasia Inggris tersebut. Di Skyfall, kita diajak berkeliling dari Turki, London, hingga China.

Negara tetangga Indonesia, Thailand, mendapat berkah ketika salah satu destinasi wisata mereka menjadi tempat shooting film James Bond, The Man with The Golden Gun.

Tahukah Anda, bahwa Indonesia juga pernah dilirik produser film untuk menjadi tempat salah satu shooting film James Bond, Tomorrow Never Dies. Sayangnya, akibat kebebalan birokrasi di negeri ini, peluang menarik jutaan wisatawan domestik dan asing untuk mengunjungi bekas tapak shooting James Bond sirna begitu saja.

Shooting film James Bond tak pernah dibuat di Indonesia meski peluang untuk itu sudah ada di depan mata. Tomorrow Never Dies yang dibintangi Pierce Brosnan bersama aktor asal negeri jiran Malaysia, Michelle Yeoh, tak pernah sekali pun mengambil setting berlatar belakang beragamnya tempat di Indonesia.

Cerita soal gagalnya Indonesia menjadi tempat shooting film James Bond ditulis oleh salah seorang sutradara Indonesia, Iman Brotoseno, dalam blognya, http://blog.imanbrotoseno.com/?p=110. Ini memang tulisan lama karena Iman telah mengirim di blog-nya sejak 2007 silam, tetapi mengingat sekarang lagi demam film Skyfall, ada baiknya kita menyimak cerita di balik gagalnya shooting James Bond di Indonesia ini.

Iman yang juga dikenal sebagai fotografer bawah laut ini menceritakan, pada medio 1996, dia dihubungi Nigel Goldsack, seorang teman lama yang bekerja di EON Productions, rumah produksi yang terkenal sebagai produser resmi film-film James Bond. Di blognya, Iman menulis, "Mereka tertarik untuk membuat film James Bond yang berjudul Tomorrow Never Dies di Indonesia dengan bintang Kanjeng cah bagus Pierce Brosnan yang jatmika. Mak jedug saya terhenyak tersandar di kursi. James Bond? Shooting di Indonesia? Ini bisa menjadi berita hebat. Maka berhubung waktu itu saya masih bekerja pada orang, maka berita ini saya laporkan kepada boss pemilik perusahaan."

Masih dalam tulisan di blognya tersebut, Iman melanjutkan, "Serangkaian meeting digelar bersama Executive Producer, Michael G Wilson yang terbang khusus dari London. Hunting lokasi di seluruh pelosok Indonesia. Direncanakan Kapal Perang Indonesia akan dicat menjadi Her Majesty Ship -british Navy- yang ngapung di selat sunda dengan latar belakang Gunung Krakatau. Markas si penjahat bisa di gunung gunung Tana Toraja, atau sekitar candi-candi Jawa Tengah. Ingat adegan James Bond meluncur melorot melalui banner dari puncak gedung imperium bisnis si penjahat? Tadinya direncanakan akan memakai Gedung Kota BNI di Jalan Sudirman. Tak ketinggalan James Bond mengendarai BMW canggih ciptaan Mr.Q akan kejar kejaran di seputaran kota tua Jakarta."

Menurut Iman, jika memang terlaksana, dalam bayangannya, stasiun televisi swasta Indonesia akan bersaing mendapatkan hak eksklusif penyiaran The Making of Tomorrow Never Dies selama di Indonesia. "Mata dunia akan serta-merta mengunjungi Indonesia, tentu saja sektor pariwisata akan berbunga-bunga. Promosi pariwisata bisa berjalan pararel dengan media film. Thailand menjadi bertambah ramai setelah syuting James Bond Man with golden gun. Menara Petronas menjadi populer ketika The EntrapmentSean Connery dan Chaterine Zeta Jonesshooting di sana.

"Kita tak akan pernah tahu eksotisnya Kepulauan Karibia tanpa melalui film-film yang mengambil setting di sana," tulis Iman.

"Sayangnya, pemerintah, tepatnya birokrasi di pemerintahan kita, tak melihat peluang bagus di depan mata mereka. Iman menulis, "Namun, Indonesia tetap ngindonesiana yang selalu ragu dan nggak mutu dalam melihat sebuah peluang emas. Gubernur Jakarta tidak pernah mengeluarkan perizinan untuk memakai ruang publik. Panglima Armada Barat lebih suka kapal perangnya yang tua karatan bersandar di pelabuhan Tanjung Priok--karena tidak ada dana operasional--daripada disewakan. Tentu saja puncaknya, top of the top, sambutan Dirjen Pariwisata waktu itu Bapak Andi Mapasameng yang menerima audiensi kita. Dengan wajah yang kurang ramah, yang mungkin kurang tidur karena sibuk bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Ekspresi wajahnya tetap datar, walau pihak London telah memaparkan akan menghabiskan biaya sekitar 70 juta dollar untuk budget produksi di sini. Dari biaya perizinan, lokasi, setting, peralatan, art department, termasuk penyerapan tenaga kerja lokal, katering, hotel, crew, figuran sampai tukang angkut."

Iman dalam blog—nya mengingat betul ucapan sang dirjen saat audiensi. "Ujung ujungnya bapak dirjen nyeletuk setelah diterjemahkan— "Saya nggak suka tuh Film James Bond, tidak masuk akal ceritanya!"

"Kita adalah bangsa yang rasional dan selalu mengangkat cerita film berdasarkan aspek kehidupan nyata. 'Gombalmukiyo bangsa yang rasional! Mendadak saya mengkeret. Lemas, dan malu terhadap tamu-tamu. Bukankah sebagai pengambil keputusan tertinggi di bawah Menteri, seharusnya beliau lebih ramah, dan kalau perlu kempus dan ndobos. Sebagai satrio pinilih bidang pariwisata, semestinya beliau sadar bahwa ini potensi luar biasa corong pariwisata Indonesia," tulis Iman.

Teman lama Iman, Nigel, hanya berkomentar singkat saat makan malam perpisahan di Regent Hotel yang sekarang menjadi Four Season. "Your country never change," ujar Nigel seperti yang ditulis Iman.

Di akhir tulisanya, Iman seperti juga banyak di antara kita yang sering kali menyesalkan tindakan tak produktif pejabat, menyesali sembari mengajak merenung pembaca blognya. "Akhirnya mereka kembali shooting di Thailand dan Kamboja. Sampai sekarang setiap saya menonton James Bond, saya selalu trenyuh dan teringat kasus ini. Hilang sudah kesempatan melihat Michelle Yeoh—yang sekarang menjadi duta wisata Malaysia—secara langsung di sini. Siapa tahu kita bisa lebih dulu mencuri Michelle Yeoh menjadi duta wisata kita dengan slogannya yang dahsyat 'Truly Indonesia'," tulis Iman kala itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau