JAKARTA, KOMPAS.com -- Belasan tahun lalu, pembawa acara Choky Sitohang mengaku pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Bahkan, pemandu acara Take Me Out Indonesia ini menganggap masa-masa itu sebagai titik terendahnya.
"Saya pernah jatuh dalam titik terendah saya. Ayah saya meninggal dunia tanpa meninggalkan warisan, tabungan saya minus, harus meminjam uang, dan saya pernah kena hepatitis," kisah Choky dalam wawancara di Senayan City, Jakarta Selatan, Selasa (6/11/2012).
Choky berusaha bangkit, dirinya mengaku enggan kembali ke titik itu. "Saya tidak mau kembali ke titik itu, makanya hidup saya harus menjadi berkat, dan proses itu sudah dimulai," ujar Choky.
Dari situ Choky berusaha berserah diri kepada Tuhan yang memberinya pencerahan untuk menemukan jalan keluar dari probelma hidupnya. Dengan begitu, Choky merasa hidupnya mulai kembali berarti, dirinya pun termotivasi untuk berbagi pengalaman spiritualnya.
"Akhir dari keinginan dari saya untuk bersaksi, dekat dengan Tuhan dan Tuhan beri saya talenta. Tidak ada keinginan untuk ngejago, saya hanya ingin bersaksi, memberi pelayanan," jelas Choky.
Berbagai pengalaman spiritual seperti demikian membuat Choky semakin sering mendapat tawaran sebagai pembicara di acara keagamaan. Dirinya pun mengaku menikmati pengalaman ini. "Manajemen sudah mengatur, tentu dengan motivasi pelayanan itu enggak ribet," ujar Choky.
Karena berniat untuk berbagi pengalaman dan memberi motivasi, Choky tak mematok harga untuk sekali menjadi pembicara. "Enggak ada rate, kalau diundang sebagai pembicara saya enggak ngasih rate, itu komitmen saya," jelas Choky.
Tapi lain halnya jika dirinya diminta untuk memandu sebuah program acara. "Tapi kalau jadi MC saya akan membicarakan angka, karena saya juga berkat untuk manajemen saya," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.