Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chantal Della Concetta Pertanyakan Elektabilitas Rhoma Irama

Kompas.com - 16/11/2012, 08:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Raja Dangdut Rhoma Irama boleh saja memanfaatkan kepopulerannya sebagai artis musik untuk maju ke Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Tapi, pembawa acara televisi Chantal Della Concetta masih memertanyakan, apakah pelantun lagu "Begadang" itu layak atau tidak untuk dipilih menjadi RI 1.

"Popularitas beda dengan elektabilitas. Dia bisa saja populer sebagai penyanyi dangdut, tapi apakah dia punya elektabilitas tinggi sebagai presiden, belum tentu," ujar Chantal, yang pernah berprofesi sebagai news anchor, ketika berbincang di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2012).

Namun, menurut Chantal, kalau Rhoma tetap ingin mencalonkan diri, itu merupakan haknya. "Mencalonkan dan dicalonkan, hak masing-masing. Tapi, balik lagi kepada orang yang memilih," ujar Chantal lagi.

Diberitakan sebelumnya, Rhoma dinilai tidak cukup matang untuk memosisikan dirinya secara lebih faktual dan kontekstual di tengah dinamika kontestasi menjelang Pemilu 2014. Salah satunya, Rhoma tidak pernah memertimbangkan hasil survei sebagai masukan untuk mencalonkan diri menjadi presiden. "Hingga sekarang, terlalu minim data yang menunjukkan elektabilitas Rhoma. Terlebih jika harus head to head dengan kandidat lain yang sudah beredar sebelumnya," kata pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, di Jakarta, Selasa (13/11/2012 ).

Para ulama yang tergabung dalam Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan Ulama (Wasiat Ulama) mendaulat Rhoma menjadi calon presiden (capres) di Pemilu 2014. Pemimpin Soneta Group itu tidak keberatan atas deklarasi dukungan itu.

Gun Gun mengatakan, setiap warga negara memang memiliki hak untuk memilih dan juga dipilih. Namun, setiap warga yang hendak maju memerebutkan jabatan publik seperti capres atau cawapres (calon wakil presiden) mestinya lahir dari perhitungan yang matang dan berbasis indikator yang jelas. Menurut Gun Gun, mungkin rasa percaya diri Rhoma saat ini menghadapi wacana pencapresan muncul karena merasa populer. "Padahal, tidak semua popularitas bisa dikonversi menjadi elektabilitas," ujar Gun Gun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com