KOMPAS.com - Rambut Novi Gracia halus tergerai melewati bahu. Gaun birunya rapat membalut tubuh yang semampai. Ia dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Suka menari salsa, berkemah di alam bebas, dan menunggang Jeep Rubicon. Wow!
”Setiap kali pasien yang saya tangani melahirkan bayi yang sehat dan selamat, saya merasa bahagia. Ada banyak gracia-gracia kecil,” ujar Novi. Gracia, seperti yang digunakan pada nama Novi, bermakna berkat, rahmat, dan terima kasih.
Ada baiknya meminta ”resep” yang membuatnya cukup berenergi menangani pasien, memimpin rumah sakit bersalin, menjadi istri, dan ibu empat anak. Dengan menyetir sendiri mobil gardan ganda itu, Novi wira-wiri ke rumah sakit setiap hari. Walaupun harus mengerahkan pikiran mengelola rumah sakit bersalin, ia tetap tak ingin larut dalam urusan manajemen dan meninggalkan praktik menangani pasien.
Sebagai dokter, Novi menegaskan, ia bermisi mendorong sebisa mungkin dilakukannya persalinan melalui proses alami yang normal. Baginya, persalinan normal adalah salah satu bentuk keajaiban dan jalan terbaik yang diberikan Tuhan untuk mengawali langkah perempuan menjadi ibu. ”Kecuali kalau memang ada problem yang mengharuskan persalinan dengan caesar.”
Dalam upaya mendukung persalinan normal, Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada di Pamulang, Tangerang Selatan, yang dikelola Novi, juga menawarkan persalinan dalam air (water birth) dan hypnobirthing.
”Itu untuk memberi lebih banyak opsi pada pasien agar tidak memilih caesar hanya karena takut sakit misalnya,” ujar Novi yang memilih cuti enam bulan pasca-melahirkan putra bungsunya, Rafael Kamal (2,5), demi memberikan air susu ibu eksklusif.
Dalam melakoni profesi dokter kandungan dan kebidanan, salah satu keprihatinan Novi adalah mendapati masih banyaknya pasien yang kesulitan mengakses layanan kesehatan karena keterbatasan ekonomi. ”Sebenarnya sudah ada program jaminan persalinan dari Kementerian Kesehatan yang bisa sangat membantu, tetapi kadang pasien yang semestinya dapat, malah enggak dapat.”
Pernah pula ia temui, bidan yang merekomendasikan pasien melahirkan dengan caesar di rumah sakit swasta semata karena si bidan mendapat ”komisi” dari rumah sakit bersangkutan.
Suami kompak
Bukan hal mudah untuk menyeimbangkan tuntutan profesi dengan tugas menjadi ibu dari empat anak. Bagi Novi, hal itu berarti ia harus sebisa mungkin menciptakan saat bersama suami dan anak-anak menjadi momen yang berkualitas.
Resep pertama, kata Novi, adalah kompak dengan suami yang juga sama-sama dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Novi dan suaminya, dr Reza Kamal, SpOG, membatasi praktik hanya di dua rumah sakit yang sama, RSB Permata Sarana Husada milik mereka sendiri serta RS Mitra Keluarga, Cibubur. Mereka pun memilih hari libur praktik yang sama.
Di luar jadwal praktik, ketika mendadak ada panggilan untuk menangani pasien yang melahirkan misalnya, suami-istri ini kadang saling menemani. ”Saat sedang libur, tiba-tiba suami harus nolong lahiran, saya nganter dan nungguin, sambil bawa anak yang kecil. Sebaliknya juga begitu.”
Hal itu mereka rasakan perlu demi menjaga kualitas dan keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. ”Kami sama-sama enggak punya tujuan untuk mencari pasien sebanyak-banyaknya.”
Untuk menciptakan momen berkualitas, resep Novi berikutnya adalah bertualang bersama. Ia dan suaminya sama-sama pencinta kegiatan luar ruangan. Mulai dari arung jeram sampai berkemah mereka lakoni bersama anak-anak.
Dekat dengan alam
”Kami enggak ingin keluarga ini terus diatur gadget. Jadi, paling enggak sekali sebulan, kami bikin kegiatan outdoor supaya tetap dekat dengan alam.”
Putra bungsunya, Rafael, bahkan sudah dibawa ke tepi sungai berjeram saat masih berusia tujuh bulan. Lalu sebulan berikutnya, Rafael ikut pula berkemah di Pantai Kiluan, Lampung. ”Pernah saya terpaksa mandiin bayi pakai beberapa gelas air mineral di tenda, pernah juga mandi di alang-alang.”