BOGOR, KOMPAS.com - Sejak kehadiran film Ada Apa Dengan Cinta (2002) dan Laskar Pelangi, film Nasional seolah mendapat angin segar. Jutaan orang berbondong-bondong menyaksikan film tersebut. Tapi kini jumlah penonton sangat sulit kembali menembus angka tersebut. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Starvision Plus Chand Parwez Servia.
"Sekarang untuk sampai sejuta penonton sangat sulit. Saya bisa bilang penonton kita turun 50 persen dari tahun 2007 lalu," ujar Parwez saat acara Workshop Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya Seksi Film & Budaya 2012 di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/11/2012).
Bukan hanya Parwez yang mengeluhkan minimnya jumlah penonton. Hal yang sama juga diungkapkan Djoni Sjafruddin, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia. Menurut pengamatannya beberapa bioskop di daerah harus gulung tikar karena sepinya penonton dan yang lainnya bertahan dengan segala cara.
"Di Probolinggo ada bioskop bagus banget, tapi penontonnya enggak ada. Pemasukan hanya Rp 3 juta sebulan, dan terus merugi. Akhirnya untuk mempertahankan itu, dia subsidi dari usahanya yang lain," papar Djoni.
Sementara itu, Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah DKI Jakarta, salah satu masalah muncul adalah sikap dari masyarakat yang lebih bangga menonton film luar negeri. "Sekarang kalau anak muda ke bioskop nonton film Indonesia, malu. Mereka merasa keren kalau sudah nonton Skyfall atau Twilight," paparnya.
Pemerintah juga mengaku tidak akan tinggal diam dengan masalah-masalah tersebut. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu upaya agar film Indonesia lebih mempunyai nilai jual dan membanggakan saat disaksikan.
"Film di tangani dua Kementrian, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan lebih ke SDM kerjasama dengan perguruan tinggi, untuk pendidikan. Tidak menutup kemungkinan Kemenparekraf melakukan pembinaan terhadap SDM," kata Syamsul Lussa, Dirjen Ekraf Berbasis Senbud Kemenparekraf.
Lewat diskusi tersebut para pelaku film dan industri terkait menyadari bila SDM perfilman dibangun lebih berkualitas, berwawasan dan memiliki kepekaan sosial maka akan diikuti kualitas film yang tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.