Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syaharani and Queenfireworks Merespons Rampak Gendang

Kompas.com - 26/11/2012, 15:48 WIB

BANGKA, KOMPAS.com — Syaharani and Queenfireworks atau ESQI:EF memberi gambaran bahwa musik mereka bisa berpadu apik dengan musik Rampak Gendang Rajawali 92, Brimob Polda Kepulauan Bangka Belitung, dalam pergelaran Jazz on the Beach 2012 di Marina Bay, Parai Beach Resort & Spa, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (24/11/2012) malam.

Menurut vokalis Syaharani, jazz memiliki sifat yang mudah merespons warna musik lain. "Musik jazz memang bisa dipadukan dengan musik lain dan ini sudah lama sekali, sudah sekitar 50 tahunan, bahkan sekarang ada genrenya sendiri untuk fusion. Pokoknya, kami sifatnya merespons," jelasnya seusai manggung bersama rekan-rekannya—Donny Suhendra (gitar), Andy Gomez Setiawan (piano, akordeon), Fajar Trias (keyboard), Sirhan Bahasuan (drum), Rudianto "Emerald" (bas), serta Dape dan Elva (vokal latar).

Seperti ketika ditantang oleh CEO El John Group, Johnie Sugiarto, selaku penyelenggara Jazz on the Beach, untuk tampil bersama rampak gendang yang merupakan musik tradisional Kepulauan Bangka Belitung, ESQI:EF justru dengan senang hati menyambutnya. "Rampak gendang itu kan seru ya, ya rame. Rampak gendang ini massive sekali bunyinya. Meskipun temponya enggak cepat, tapi beat-nya terasa kuat sekali," ujar Syaharani.

ESQI:EF merespons rampak gendang tersebut dengan lagu "Sayang Sayang Sayang" mereka. Dengan penuh semangat, Syaharani harus mondar-mandir untuk memberi komando kapan gendang itu harus dihentak dan kapan musik jazz yang dimainkan oleh grupnya harus merespons. Hasilnya, lagu "Sayang Sayang Sayang" menjadi memiliki sebuah aransemen yang asyik didengarkan. Padahal, ESQI:EF dan Rampak Gendang Rajawali 92 belum sempat berlatih bersama.

"Memang kami enggak punya banyak waktu buat latihan, karena kemarin baru dari Banyuwangi, dari Yogya. Semoga nanti kalau di lain kesempatan kami bisa siapkan aransemen yang bagus," kata Syaharani.

Dengan begitu, Syaharani optimistis bahwa musik jazz akan menjaring semakin banyak penggemar baru. "Kalau jazz itu sebenarnya musik underground, dia tetap tumbuh di kalangannya sendiri. Tapi, sekarang semakin banyak orangnya. Jadi, akan ada waktu di mana dia akan menggulung banyak penggemar karena jazz itu tipe musik yang bisa beradaptasi dengan musik etnik sehingga bisa mendukung musik etnik di setiap daerahnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau