Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Soekarno Pernah Perintahkan Bangun MRT

Kompas.com - 05/12/2012, 17:41 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden RI pertama Soekarno pernah memerintahkan agar membangun mass rapid transit di DKI Jakarta.

Pembangunan tersebut untuk mengantisipasi kemacetan yang melanda Ibu Kota seperti yang sekarang ini terjadi. Namun, rencana itu baru tahap awal, sebelum kemudian tidak berlanjut ketika terjadi gejolak politik tahun 1965.

"Perintah Presiden Soekarno keluar tahun 1964. Dia mulai memikirkan dampak kemacetan Ibu Kota di masa datang. Ketika itu dibentuk lembaga bernama Eka Pranala untuk melaksanakan proyek," tutur Darrundono, dosen Departemen Arsitektur dan Perencanaan Wilayah Universitas Tarumanagara, Rabu (5/11) di Jakarta.

Pada lembaga bernama Eka Pranala, Darrundono duduk sebagai sekretaris. Tim yang tergabung dalam Eka Pranala baru akan melakukan kajian. Namun, gejolak politik menghalangi kelanjutan proyek itu seiring pergantian kekuasaan RI tahun 1965.

"Setelah itu saya tidak mendengar kelanjutan proyek. Baru 15 sampai 20 tahun lalu proyek ini mulai dimunculkan lagi," tutur Darrundono.

Lepas dari polemik skema pinjaman biaya MRT, proyek ini harus dilanjutkan. Menurut dia, pemerintah provinsi dan pusat harus cepat memutuskan kelanjutan megaproyek ini.

"Proyek harus tetap berlanjut. Ini sebuah kebutuhan mengatasi macet di Ibu Kota. Jika dibiarkan, dampak berikutnya akan lebih berat," tutur Darrundono.

Saat ini, Pemprov DKI dan pusat sedang melakukan negosiasi ulang skema pembayaran utang ke pihak Jepang. Gubernur DKI Joko Widodo menawarkan skema pembayaran utang 30 persen ditanggung Jakarta dan 70 persen ditangggung pusat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com