JAKARTA, KOMPAS.com -- Akrabkah Anda dengan alat musik bernama harpguitar? Harpguitar adalah sebuah alat musik yang menggabungkan harpa dan gitar menjadi satu. Sama seperti nama alatnya yang mungkin jarang terdengar, para pemainnya pun jarang ada. Namun, berbanggalah Indonesia. Salah satu pemain harpguitar mahir di dunia berasal dari Tanah Air, bahkan telah membawa nama Indonesia ke kancah internasional.
Iwan Hasan merupakan salah satu dari tiga pemain harpguitar profesional di Asia dan satu dari hanya kira-kira 50 pemain harpguitar profesional di dunia. Personel band rock progresif Discus yang berprestasi ini mempelajari harpguitar langsung dari pelopornya, John Duan, pada 1991.
"Pada waktu itu, masih sangat sedikit (yang main). Di Amerika saja kayaknya cuma tiga orang. Mungkin saya orang keempat," tutur Iwan ketika diwawancara di kediamannya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Di dalam negeri, Iwan sudah menghasilkan karya dalam album kompilasi berjudul Gitar Klinik pada 1998. Komposisinya yang berjudul "Transcultural Echoes on 33 Strings" termasuk dalam album yang menampilkan 13 gitaris top Indonesia tersebut.
Pada 2005, solois harpguitar Indonesia ini menghasilkan karya berjudul "Heavenly Earth Dance", yang dirilis dalam album kompilasi harpguitar Beyond Six Strings, sebuah album yang menampilkan 13 harpguitarists dari seluruh dunia. Dalam album yang dirilis di AS tersebut, Iwan menjadi satu-satunya harpguitarist asal Asia, di antara para pemain lain yang berasal dari AS dan Perancis.
Harpguitar berwarna hijau yang menemaninya hingga kini merupakan hasil rancangannya pada 2010. Itu merupakan harpguitar pertama yang dirancang di Indonesia. "Harpguitar saya awalnya dari Amerika. Saya desain ini sesuai dengan spesifikasi saya. Terus, ini juga elektrik, karena saya sering main buat band. Ini yang pertama bikinan Indonesia," jelasnya.
Dalam band Discus, kakak kandung pemain harpa profesional Maya Hasan ini juga bermain harpguitar dalam beberapa lagunya, memberi warna tersendiri dalam musiknya.
"Intinya, musik saya lain sendiri. Kebanyakan orang rock, kalau saya, selain ada harpguitar, ada (musik) etniknya, ada jazznya. Genre saya bisa dibilang progressive-jazz-metal-ethnic," papar sosok yang juga bermain dalam musik pop sebagai orchestral arranger lagu "Demi Waktu" milik Ungu ini.
Iwan berharap, pada 2013 ia bisa membuat album solo harpguitar. "Saya punya ide untuk 2013, mungkin mau mencoba untuk membuat album pakai harpguitar," kata komposer yang musiknya sudah digunakan di AS untuk pergelaran gamelan campur rock pada pertengahan 1980-an.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.