Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tohpati: Liar, Nakal, dan Lembut

Kompas.com - 16/12/2012, 03:26 WIB

Sosoknya bersahaja, tetapi musiknya keras. ”Big band”-nya ”galak”, tetapi bisa juga sangat lembut seperti orangnya. Itulah Tohpati dalam pergelaran ”Tohpati Berkarya” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 12-12-2012.

Terima kasih buat orangtua saya yang support saya sejak kecil. Sejak kelas V SD saya di-les-in gitar klasik di Mayestik. Walaupun naik angkot, enggak apa-apa...,” kata Tohpati Ariohutomo (41) di sela-sela konser di Graha Bhakti Budaya, malam itu.

Cerita kecil tentang masa kecil si Bontot les gitar naik angkot ke Mayestik itu seperti menjadi awal perjalanan musikal Tohpati hingga sampai di TIM malam itu. Perjalanan, bisa juga dibaca penjelajahan, itu direntang Tohpati lewat 17 lagu dalam konser.

Tampak begitu lebarnya spektrum bermusik Tohpati. Ia bisa sangat lembut dengan jazz swing.

Seperti ketika ia dan bigband-nya menampilkan Ruth Sahanaya dalam lagu ”Sendiri Saja”.

Namun, ia juga bisa sangat liar dan galak dengan format musik rock bersama kelompok Bertiga. Trio ini didukung

Indro Hardjodikoro (bas), dan Bowo (drum). Dengan format rock juga, Tohpati membentuk Supersonic yang didukung Glen Waas pada vokal/gitar, Kristian Dharma pada bas, dan dibantu Muhammad Iqbal pada drum.

Tohpati juga main di wilayah yang katakanlah agak eksploratif lewat kelompok Ethnomission. Di kelompok yang melibatkan instrumen kendang sunda (Endang Ramdhan) dan suling (Diki Suwarjiki), Bontot terampil meramu elemen etnis. Dan, rupanya terbukti menarik telinga penikmat di TIM, juga di Brasil saat Tohpati tampil dalam festival Virada Cultural di Sao Paulo, 2011.

Seniman merdeka

Tohpati adalah salah seorang seniman yang bisa membebaskan diri dari pengotakan genre. Ia tidak melabeli diri sebagai gitaris jazz, misalnya, meski ia sering disebut-sebut demikian. Dengan rendah hati ia malah mengatakan bahwa sampai sekarang ia masih

belajar jazz. ”Saya belajar terus, tetapi dianggap bisa main jazz,” katanya.

Namun, coba dengarkan ia menggarap lagu ”Jejak Langkah” yang dibawakan Bams ”Samson” dalam jazz swing yang nyaman. Garapannya mengingatkan pada lagu model-model Michael Buble.

Dan, nikmati juga improvisasi gitarnya di tengah bigband jazz-nya dalam ”Happy Jazz”. Sungguh sebuah suguhan jazz swing yang menarik, mengingatkan bigband era Swing gaya-gaya Charlie Christian yang cepat dan rancak.

Bagaimana ia belajar membuat aransemen untuk bigband yang didukung 13 pemain itu? ”Ha-ha, saya ngarang saja. Pakai feeling dan denger-denger saja,” kata Tohpati yang banyak mendengar bigband Dave Grusin, GRP. ”Happy Jazz” membuktikan keterampilan Bontot sebagai pengaransemen untuk bigband jazz yang sangat terasa jazz, dan gitaris jazz yang jazz banget pula.

Namun, seperti dikatakan Bontot, ia tidak mengungkung diri di satu kotak genre. Dan, itu dibuktikan dalam penampilannya bersama Bertiga, trio yang berasa jazz rock. Mereka memainkan ”Rock Camp” dan ”I Feel Great”. Ini garapan paling liar, nakal, dan keras dari Tohpati. Mungkin tidak terbayangkan jika seorang sekalem Tohpati itu bisa ”bengal” dalam musiknya.

Bigband dan trio terasa kompak, padu. Ia nakal dengan menyisipkan secuil ”Black Dog”-nya Led Zeppelin dalam ”I Feel Great”. Pada lagu ”Rock Camp”, Tohpati memasukkan

jeritan khas Robert Plant dalam ”Immigrant Song” itu dalam garapan bigband. Menarik sekali dan cerdas.

Tak perlu kaget sebenarnya kalau Tohpati bisa sangat rock. ”Waktu SMP, saya suka mainin solo-solo (gitar) Jimmy Page,” kata Tohpati menyebut nama gitaris Led Zeppelin.

Kontribusi peran Bowo dalam Bertiga cukup penting. Permainan drum yang penuh energi dari drummer muda yang juga mendukung Gugun Blues Shelter itu seperti menulari Bontot dan Indro. ”Bikin adrenalin aku dan Indro naik,” kata Tohpati.

Tahun kreatif

Di panggung, Tohpati terasa cukup cair, rileks berinteraksi dengan penonton yang memenuhi Graha Bhakti Budaya. Sesekali ia mencandai teman-teman dekatnya dan dilemparnya ke penonton yang merespons dengan derai tawa spontan. ”Eh, Indro jualan kaos, loh, online shop,” celoteh Tohpati tentang sahabat karibnya bassist Indro Hardjodikoro yang setia mendampinginya malam itu.

Pergelaran ”Tohpati Berkarya” juga menandai produktivitas Tohpati sebagai pemain musik (gitaris), penggubah lagu, penata musik, dan produser. Dhani Widjanarko, pendiri dan pemimpin Pos Entertainment yang memanajemeni Tohpati, menyebut tahun ini sebagai tahun kreatifnya Tohpati. Ia berada di belakang suskes album penyanyi Vidi Aldiano, Afghan, dan Astrid.

Bertiga menjadi kelompok instrumental yang bisa masuk acara televisi yang biasanya dijejali lagu-lagu pop. Ethnomisson masuk pasar menengah atas dan dikenal di sejumlah negara. Bersama Supersonic, Tohpati mencoba masuk pasar rock yang lebih luas. Ia tengah mengerjakan album solo dari Bams. Ia masih juga mengerjakan operet yang akan digelar tahun depan.

”Saya bilang, tolong disimpan dulu karyanya. Tapi kata dia, ’Wah aku takut lupa’ ha-ha...,” kata Dhani

menunjukkan kreativitas dan produktivitas Tohpati yang tak bisa dibendung.

Penilaian tentang produktivitas Tohpati juga disampaikan gitaris Dewa Budjana yang memberi sambutan di awal konser. ”Dia pemain gitar yang paling produktif untuk saat ini,” kata Budjana.

Dan, apa kata Tohpati?

”Saya mengalir begitu saja,” katanya.

Dari keberagaman rasa, genre musik, atau apa pun yang dilakukannya, ada satu hal yang menjadi pegangan Tohpati.

”Ngerjainnya harus enjoy. Dalam membuat lagu jazz, rock, atau pop saya dilandasi dengan apa yang saya suka...,” kata Tohpati.

Dengan cara demikian, sukacita tersebut juga akan terkirim kepada pendengarnya, seperti yang terasa dalam pergelaran ”Tohpati Berkarya” malam itu. (SF/XAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com