Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum ke Kuala Lumpur Tanpa ke Menara Kembar Petronas

Kompas.com - 17/12/2012, 06:51 WIB

Oleh FRANS SARONG

Delapan wartawan asing, termasuk ”Kompas”, pada 26-30 November lalu berada di Kuala Lumpur atas undangan Badan Perdagangan Pemerintah Malaysia atau Malaysia Trade (Matrade). Kedatangan mereka khusus meliput temu bisnis yang dirangkai dengan pameran dagang skala internasional (International Trade/Intrade Malaysia 2012) yang dipusatkan di Menara Matrade.

Agenda kegiatan wartawan sebagaimana diatur panitia Intrade Malaysia tergolong sangat padat. Puncak pelaksanaan Intrade Malaysia, 27-29 November, terutama, nyaris tidak menyisakan waktu luang bagi wartawan sekadar bersantai menikmati panorama Kulala Lumpur, ibu kota negara, yang kini berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa itu.

Namun, mereka pun lega karena akhirnya berkesempatan berkeliling Kuala Lumpur, termasuk berkunjung ke Menara Kembar Petronas setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan di Menara Matrade, Kamis (29/11) petang.

”Saya baru pertama kali ke Kuala Lumpur. Rekan rekan saya bilang belum ke Kuala Lumpur kalau belum sempat menyaksikan dari dekat bangunan Menara Kembar Petronas,” ungkap rekan wartawan dari International Business Daily yang terbit di Beijing, China.

”Menara Kembar Petronas itu bangunan unik dan sudah terkenal hingga pelosok dunia. Bangunan itu telah menjadi ikon Kuala Lumpur, bahkan Malaysia. Adalah suatu kekurangan bila sudah di Kuala Lumpur, tetapi tak sempat menyaksikannya dari dekat,” kata rekan wartawan lain dari Warsawa, Polandia.

Menara Kembar Petronas setinggi 452 meter yang terdiri atas 88 lantai itu memang merupakan kebanggaan Malaysia. Membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun hingga pembangunannya benar-benar rampung pada 1998. Menara itu pernah tercatat sebagai bangunan tertinggi di dunia. Posisinya sebagai paling jauh mencakar langit bertahan selama lebih kurang tujuh tahun. Itu terjadi menyusul rampungnya pembangunan Menara Taipei 101 di Taiwan tahun 2004 dan Burj Khalifa setinggi 829 meter di Dubai, Emirat Arab.

Meski tidak lagi menjadi yang tertinggi, rasa bangga warga Malaysia terhadap Menara Kembar Petronas di pusat keramaian Kuala Lumpur itu tidak surut. ”Kami tentu saja tetap bangga karena menara itu masih yang tertinggi di dunia dari sisi bangunannya yang kembar itu,” ungkap Hadzizi, pemandu tim wartawan asing selama pelaksanaan Intrade Malaysia di Kuala Lumpur.

Selain karena bangunannya yang kembar, menara hasil rancangan Adamson Associates Architects, Kanada, bersama Cesar Pelli, itu tetap menjadi tertinggi di dunia dari sisi tinggi pintu masuk utama ke bagian struktur paling tinggi. Daya tariknya pun tetap menguat berkat desain interiornya yang secara tegas merefleksikan kultur Islam yang berakar kuat di Malaysia.

Jembatan penghubung

Ikatan kekembaran menara tersebut ditandai dengan keberadaan jembatan penghubung pada lantai 42 dan 41 kedua bangunan. Jembatan dapat dimanfaatkan untuk penyeberangan dari menara satu ke menara lain atau sebaliknya. Keberadaan jembatan terutama bagi para pengunjung atau wisatawan yang ingin merasakan sensasi penyeberangan pada ketinggian sekitar 230 meter dari lantai dasar.

Jembatan penghubung itu dirancang secara ”lentur” guna mengantisipasi guncangan atau goyangan akibat tiupan angin kencang. Dengan demikian bisa terhindar dari keretakan saat menara bergoyang karena jembatan mampu bergeser masuk dan keluar pada kedua menara.

”Jembatan penyambung itu juga disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan perlunya dilakukan evakuasi bila di salah satu menara terjadi keadaan darurat,” kata petugas keamanan menara tersebut.

Sejauh ini, salah satu menara sepenuhnya dimanfaatkan oleh Petronas bersama jajaran terkait. Sementara satu menara lain disewakan kepada perusahaan lain. Saat ini sejumlah perusahaan penyewa antara lain Accenture, Al Jazeera International, Bloomberg, Boeing, Exact Software, IBM, Khazanah Nasional Berhad, McKinsey & Co, dan Microsoft.

Sementara rangkaian bangunan di bagian kaki menara merupakan pusat belanja paling padat di Kuala Lumpur. Pusat perbelanjaan itu dikenal bernama Suria KLCC, dipadukan dengan Taman KLCC, trek joging, kolam, serta arena anak-anak bermain dan fasilitas lain.

Jika berada di Kuala Lumpur, tidak sulit menjangkau Menara Kembar Petronas. Kebetulan lokasinya berada tidak jauh dari sejumlah hotel kelas atas di kota tersebut. Sebut saja sejumlah hotel bintang lima, seperti Renaissance, Mandarin Oriental, Ascott, Maya, Impiana KLCC, Fraser Place, Grand Millenium atau Traders. Jarak dari sejumlah hotel tersebut rata-rata kurang dari 500 meter.

Wisatawan bisa mengunjungi kawasan Menara Kembar Petronas cukup dengan berjalan kaki. Bisa juga menumpang kereta api bawah tanah dan turun di KLCC. Pilihan lain dengan taksi atau monorail train.

Seiring dengan pelaksanaan Intrade Malaysia 2012 di Kuala Lumpur, akhir November lalu, Pemerintah Malaysia menghadirkan sekitar 600 tamu dari sejumlah negara. Selain tim wartawan, mereka adalah para pembeli dan peserta pameran.

Ratusan tamu, termasuk tim wartawan, tersebut diinapkan di Hotel Renaissance di Jalan Sultan Ismail dan Jalan Ampang, Kuala Lumpur. Jaraknya tidak jauh, hanya sekitar 10 menit berjalan kaki hingga kaki Menara Kembar Petronas.

”Pilihan menginapkan para tamu di Hotel Renaissance sebenarnya bukan tanpa pertimbangan. Selama mengikuti kegiatan Intrade Malaysia 2012, para tamu bisa menyaksikan bangunan menara langsung dari hotel, atau bisa memanfaatkan waktu sempit untuk berbelanja kebutuhan di pusat perbelanjaan KLCC karena tidak jauh dari hotel,” kata Hadzizi.

Apalagi, tidak sedikit tamu Intrade Malaysia yang baru pertama kali ke Kuala Lumpur. Mereka rata-rata dengan pandangan sama, belum ke Kuala Lumpur jika tak berkunjung ke Menara Kembar Petronas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com