Angelina Patricia Pingkan Sondakh atau biasa disebut Angie mengatakan, dirinya polos dan lugu saja menjalani aktivitas sebagai politisi sehingga dalam kasus yang sedang ia hadapi tak sadar diperdaya oleh orang yang bertopeng kebenaran.
”Tak pernah terlintas di kepala saya bahwa politik penuh dengan intrik, saling menjatuhkan, dan mengorbankan orang lain demi tercapainya kepentingan tertentu,” kata Angie ketika membacakan pleidoi atau pembelaannya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (3/1).
Dalam pembelaan pribadinya setebal 37 halaman itu, ia menuding peran Mindo Rosalina Manulang sebagai orang licik dan sadis.
”Saya terentak karena tidak pernah saya bayangkan bahwa Mindo dan kawan-kawan begitu licik dan sadis dalam memainkan perannya sampai harus mengganti namanya dan melancarkan berbagai serangan untuk meloloskan kepentingannya mendapatkan proyek,” katanya.
Angie sebelumnya telah dituntut jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi dengan pidana penjara 12 tahun dan harus membayar uang pengganti Rp 32 miliar.
Namun, hingga kini, Angie bersikeras tidak ada dana yang terbukti mengalir kepadanya. Secara implisit, baik pembelaan Angie maupun pembelaan penasihat Angie, berkesimpulan bahwa aliran dana hingga 16 transaksi bukan tidak mungkin masuk ke saku Mindo.
Menurut Angie, bagaimana bisa seorang karyawan dengan gaji Rp 14 juta per bulan memiliki rekening hingga Rp 26 miliar dalam waktu hanya dua tahun efektif bekerja.
Angie mengaku heran dengan pernyataan Mindo sebagai justice collaborator. Justice collaborator seharusnya membuka fakta yang sebenarnya, tetapi menurut dia justru malah menimbulkan banyak kebingungan.