"Satu hal lagi, saya sadari untuk kelilingi Indonesia hidup sekali saja enggak mungkin cukup. Harus reinkarnasi berkali-kali untuk pahami Indonesia," kata Ramon dalam jumpa pers 100 Hari Keliling Indonesia di Nutz Culture Senayan City, Jakarta Selatan, Senin (7/1/2013).
Ramon punya alasan mengapa Indonesia tidak pernah cukup untuk dikelilingi selama 100 hari. "Karena uniknya, dari desa ini dalam radius beberapa kilometer, logat daerahnya sudah beda, aksen lokalnya beda lagi, itu sesuatu yang unik buat dieksplor. Saya harus mati dulu terus hidup lagi dan keliling lagi," ujar Ramon yang akan memandu langsung program 100 Hari Keliling Indonesia yang akan tayang di Kompas TV, Juni 2013.
Ramon berani bertaruh jika sekelas Menteri Kebudayaan atau Presiden RI sekalipun tak akan sanggup menjelajahi setiap sudut Indonesia dalam waktu 100 hari. "Presiden enggak mengerti semuanya, Menteri Kebudayaan enggak ngerti juga, gue berani taruhan," tantang Ramon.
Secara pribadi pria yang juga memandu program Kampung Main Kompas TV ini merasa terhormat bisa dipercaya mengisi program acara yang menyuguhkan perspektif baru dalam mengenal Indonesia lebih dekat.
"Ini anugerah buat saya, kepercayaan yang sangat besar. Saya sudah tahu proyek ini dari tahun lalu, langsung ayo. Enggak mikir gaji, berapa lama, kerjaan yang bakal di-pending or cancel. Sebagai orang Indonesia siapa yang enggak bangga, memang itu ambisi saya untuk lengkapi beberapa part yang sudah didatangi," jelas Ramon.