Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Saya Tak "Pede", Tak Pantas "Nyapres"

Kompas.com - 29/01/2013, 04:19 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beragam hasil survei lembaga peneliti independen menempatkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sebagai seseorang yang layak maju sebagai calon presiden alternatif. Namun, Mahfud sendiri merasa kursi jabatan presiden masih sangat jauh direngkuhnya.

Mantan Menteri Pertahanan era Presiden Abdurahman Wahid itu mengaku tidak pantas maju sebagai presiden dalam waktu dekat ini, Pilpres 2014. "Saya tak pede alias percaya diri menjadi calon presiden di pemilu tahun 2014 nanti. Saya juga merasa tak pantas untuk maju," kata Mahfud di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (28/1/2013).

Mahfud merinci, ada tiga alasan yang mengakibatkan perasaan tidak percaya diri menghantui dirinya. Pertama, menurut Mahfud, seorang presiden adalah pemimpin negara sekaligus pemimpin bangsa. Hal itu, lanjutnya, tecermin pada sisi dua Bapak Bangsa, yakni Soekarno dan Muhammad Hatta. "Bung Karno dan Bung Hatta melewati banyak perjuangan, sementara saya masih saja enak-enakan seperti ini," terangnya.

Kedua, lanjut Mahfud, sebutan capres alternatif yang disematkan kepadanya terlalu muluk. Sebab, kriteria sebagai capres alternatif belum tepat disandangnya. Ia merasa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki jika ingin mencalonkan diri.

Terakhir, kata Mahfud, adalah hal yang tidak penting jika dirinya menjadi capres. Pasalnya masih banyak tokoh lain yang dirasanya mumpuni untuk maju sebagai calon presiden. "Menurut saya, daripada itu semua, yang penting adalah marilah kita bersama mencari presiden yang baik," ujarnya.

Mahfud berpendapat, kriteria presiden yang baik sangatlah sederhana. Presiden adalah seseorang yang memiliki perhatian besar terhadap penegakan hukum. Menurutnya, tidak harus presiden dari kalangan ahli hukum untuk menegakkan keadilan, tetapi cukup kepada seseorang yang memiliki komitmen menegakkan hukum.

"Penegakan hukum adalah solusi bagi segala persoalan bangsa dan negara ini. Sebab, hampir seluruh konsep pembangunan bangsa dan negara sudah cukup bagus. Masalahnya, konsep-konsep yang bagus itu dirusak oleh perilaku korup pejabat penyelenggara negaranya," tuturnya.

Menurut Mahfud, konsep pembangunan ekonomi Indonesia sudah bagus, tetapi dirusak perilaku korup. Tidak hanya konsep pembangunan ekonomi, konsep serupa dalam bidang politik, pendidikan, sosial, budaya, semuanya juga sudah bagus. Namun, korupsi, menurutnya, sudah membuat semua konsep tersebut menjadi rusak, amburadul.

"Makanya, kalau tidak mau makin rusak, hukum harus ditegakkan," pungkas Mahfud yang mengaku setelah berhenti dari jabatan Ketua MK akan berkonsentrasi untuk mencetak pendekar hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com