Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculik Anak Nassar Belum Terindikasi Jaringan Teroris

Kompas.com - 30/01/2013, 08:11 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian masih menyelidiki penemuan serbuk potasium di kediaman penculik anak tiri pedangdut Nassar. Polisi belum menemukan indikasi kuat bahan tersebut digunakan sebagai bahan peledak untuk kegiatan teror.

"Kami selidiki dulu kaitan adanya zat itu maksudnya untuk apa, nanti kan ada perkembangan. Kami akan menyelidiki, tapi belum ke arah situ (teroris)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Selassa (29/1/2013).

Boy mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri juga belum diturunkan untuk menyelidiki penemuan itu. Hingga kini, kata Boy, polisi masih fokus untuk kasus penculikan yang dilakukan Fadlun Hariyanto (29) terhadap Siti Nurjanah atau Nana. "Perlu fakta-fakta yang lebih detail untuk ke arah situ (teroris). Kita fokus di tindak pidana masalah penculikan. Tentu apabila nanti berkembang dugaan tindak pidana lainnya akan menjadi bagian yang diusut tuntas oleh penyidik," terang Boy.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno sebelumnya mengungkapkan, pemeriksaan masih dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum. Jika diduga kuat mengarah pada kasus terorisme, hal itu akan dikoordinasikan dengan Densus 88. Untuk diketahui, saat menangkap Fadlun, polisi menyita barang bukti berupa tiga buah kantong plastik berisi potasium serta beberapa buku bertemakan jihad.

Selain itu, saat laptop milik Fadlun diperiksa, ditemukan sebuah artikel mengenai cara mudah membuat bom. Fadlun ditangkap oleh Resmob Polda Metro Jaya di sebuah rumah kontrakan daerah Narogong, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (26/1/2013). Nana disekap di tempat itu sejak Kamis (17/1/2013) silam. Selama menyekap Nana, para penculik sempat menghubungi orangtua Nana, pedangdut Nassar dan istrinya, Musdalifah, untuk meminta tebusan sebesar Rp 4 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com