JAKARTA, KOMPAS.com -- Grup musik PADI bagai tumbuhan padi yang layu karena lama tak muncul dengan karya dalam industri musik Tanah Air. Karena hal itu, Satriyo Yudi Wahono atau Piyu (39), motor sekaligus gitaris PADI menerima banyak protes dari para penggemar PADI.
"Saya dibenci penggemar. Ada lovers and haters. Saya dianggap biang kerok PADI pecah, bubar," kata Piyu dalam wawancara di Senayan City, Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Piyu memang tidak mengungkapkan secara gamblang mengapa band yang dibentuknya bersama Fadly (vokal), Ari (gitar), Rindra (bas), dan Yoyo (drum) pada 8 April 1997 itu tak lagi bersuara. Satu yang diungkapkannya, pembajakan yang masih tinggi membuat ia menahan karyanya.
Ayah tiga anak ini juga berjanji, jika PADI kelak tampil lagi, itu tidak untuk sekadar lewat saja, tapi menghadirkan warna yang cerah dan mencolok. "Kondisi industri seperti sekarang ini bukan saat yang tepat untuk berkarya. Nanti, saya buat karya, dibajak. Tapi, buat saya PADI masih sakral. Kalau saya sama PADI, harus buat karya yang bagus," tekadnya.
Di lain sisi, Piyu bersyukur karena bisa menjalani aktivitas yang tak bisa ia lakukan jika sibuk dengan PADI. Kegiatan sosial, salah satunya. Ia juga menekankan bahwa ia masih berkomunikasi dengan baik dengan para personel lain PADI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.