Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burgerkill: Tempat Kami Bukan di Musik "Mainstream"...

Kompas.com - 26/02/2013, 08:59 WIB
Pengantar Redaksi

Tidak mudah untuk ”menangkap” Burgerkill dan menghadirkannya di sini. Grup heavy metal asal Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, itu terus bergerak manggung dan memuaskan dahaga para penggemarnya. Bahkan, jawaban pertanyaan via ”Kompas Kita” untuknya baru terjawab di detik-detik menjelang deadline.

Seperti band-band indie label lainnya—walaupun Burgerkill sempat bergabung dengan major label—keterikatan dan loyalitas para penggemarnya seperti melekat kepada mereka. Setiap release lagu baru selalu mendapat sambutan. Webnya, http://www.burgerkillofficial.com, selalu ramai pengunjung. Selain video official dari Burgerkill, video klip lagu-lagu band tersebut juga dibikin oleh para penggemarnya tanpa pamrih.

Band yang berumur lebih dari 15 tahun itu kini diawaki Ebenz (gitar), Ramdan (bas), Vicky (vokal), Andris (drum), dan Agung (gitar). Kisah perjalanan mereka bisa dinikmati melalui video dokumenter berjudul Under the Scars, yang memuat kisah perjalanan karier mereka, termasuk tur mereka di Australia.

Kenapa nama bandnya Burgerkill? Mengapa memilih aliran heavy metal mengingat enggak seluruh kalangan orang dapat menikmati jenis aliran musik ini.
(Fajar Nagara Habincaran, Medan)

He-he-he, ini pertanyaan klise. Oke, awalnya kami memilih nama Burgerkill hanya karena ingin mencari nama yang berbeda dan unik tidak seperti nama- nama band hardcore pada umumnya. Setelah berjalan, ternyata nama ini mudah untuk diingat, bahkan beberapa fans Burgerkill di Australia menganggap ini nama yang membawa keberuntungan.

Lalu, kenapa kami memilih aliran heavy metal karena lewat musik ini kami bisa bebas bereksplorasi dengan selera kami, emosi kami, dan khayalan- khayalan kami dalam bermusik. Menjadi seorang metalhead adalah hal yang istimewa dan membanggakan buat kami. Sejak awal Burgerkill dibentuk, band ini sudah memutuskan untuk terus berada di sini dan kami sadar betul tidak semua orang bisa menikmatinya. Heavy metal memang musik yang segmented, tetapi justru itu yang bikin kami jatuh cinta.

Saya kagum dengan eksistensi Burgerkill dalam berkarya di dunia musik yang bergenre metal. Faktor apa yang membuat kalian untuk terjun dan bertahan dalam dunia musik bergenre metal ? 

(Syahrizal Hagi Nugroho, Kota Cimahi)
Heavy metal is the coolest noise ever made in music!

Banyak hal yang bisa kami lakukan di musik ini, mulai dari hal yang paling rumit sampai hal yang paling gila bisa kami buat tanpa harus memikirkan permintaan pasar. Hal seperti itu yang menarik, banyak tantangan di industri ini.

Kita harus berpikir dan bekerja keras dalam hal kreativitas dan terus melakukan propaganda dengan cara-cara yang berbeda. Enggak ada istilah belas kasihan di industri musik. Cuma kualitas yang bagus dan strategi yang hebat yang membuat siapa pun bisa bertahan di sini.

Selamat untuk Burgerkill atas semua prestasinya. Apa arti music metal di dalam kehidupan para personel Burgerkill.
(Nur Dwi Astuti, Bekasi)
Thanks ya, sist!

Oke, buat kami metal itu adalah attitude dalam bermusik, berpikir, dan bersosialisasi. Hal-hal tersebut yang selalu menjadi fondasi kami ketika melakukan banyak hal dalam hidup. Contohnya, di musik ini kami tidak diajarkan untuk mudah menyerah. Semua pasti ada solusinya asalkan ada usaha. Itu salah satu hal positif yang kami terapkan di Burgerkill dan membuat kami optimistis untuk terus hidup lewat musik ini.

Kalian pernah merasakan di indie label dan major label. Menurut kalian, lebih enak yang mana? Dari semua lagu yang kalian ciptakan, lagu mana yang membuat kalian berkesan?
(Citra Kurniawan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat)

Sebetulnya, kedua-duanya, major maupun indie label, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal tergantung dari band itu sendiri lebih nyaman berada di mana. Buat saat ini, kami lebih nyaman berada di indie karena di sini kami bisa membangun dan mengatur kerajaan kami sendiri tanpa harus banyak berkompromi dengan pihak label. It’s all about true passion, so money and fame is not our main goal.

Sebagian masyarakat menilai band yang beraliran musik metal identik dengan hal-hal yang urakan. Bagaimana pendapat Burgerkill tentang opini itu?

(Nita Femmilia, Surabaya)

Mmm.... Sebetulnya Burgerkill bukan tipe band yang terlalu memikirkan tentang opini orang tentang musik yang kami mainkan. Menurut kami, pendapat-pendapat miring timbul karena mereka tidak paham dan tidak mau bersentuhan langsung dengan pelaku musik ini, so wajar kan? Hal yang terpenting sekarang bagaimana caranya membuat karya yang berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, biar masyarakat yang menentukan.

Dalam penggarapan album Venomous terasa cukup lama, apakah faktor yang
menyebabkan memakan waktu yang begitu lama?
(Anzi, Magelang)

Selain hal-hal berbau teknis, seperti hard disk rusak dan data yang sempat hilang, faktor padatnya jadwal Burgerkill juga menjadi hambatan kenapa film ini lama pengerjaannya. Ini film pertama Burgerkill yang dikerjakan oleh kami sendiri dan itu sudah sangat membanggakan. Alhamdulillah, sejauh ini kami puas dengan output-nya.

Artwork Burgerkill sering kali menampilkan desain simbol bintang terbalik seperti pentagram yang sering identik dengan pemuja setan, apa makna dan tujuan memasang simbol tersebut bagi Burgerkill?

(Dani Arif Cahyadi, Tasikmalaya)

He-he-he, untuk Mas Dani dan teman-teman pembaca yang punya persepsi yang sama tentang pentagram, kami sarankan untuk browsing lebih banyak informasi tentang simbol yang satu ini. Saya yakin setelah itu persepsi Anda akan banyak berubah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau