Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanyakan Hak Pilih, Buruh Nginap di KPU Jawa Barat

Kompas.com - 27/02/2013, 18:19 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Massa aksi buruh di Jawa Barat (Jabar), Rabu (27/2/2013) sore ini akan mengeruduk Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jabar di Bandung. Sebelum mendapat jawaban yang jelas dan pasti soal mengapa mereka tak bisa memilih pada waktu pencoblosan Minggu (24/2) lalu,buruh yang akan menginap di Gedung KPU di Jalan Garut, itu tak akan meninggalkan KPU Jabar.

"Kami ingin menanyakan tentang hilangnya hak pilih buruh dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Jabar, Minggu (24/2) lalu. Kami akan menginap di KPU Provinsi Jabar di Jalan Garut No II Bandung, sampai adanya penjelasan," ujar Obon Tabroni, Koordinator Bekasi Bergerak, kepada Kompas, Rabu sore ini.

Aksi akan dilakukan, tambah Obon, pada Rabu sore ini, yang akan dimulai dari pukul 16.30. "Ada indikasi KPU Jabar sengaja meng-golputkan buruh dalam pemilihan Jabar kemarin secara tersistemik," lanjut Obon.

Waktu itu, Kompas mencatat ada 120.000 buruh di Jabar yang tak bisa menggunakan hak pilihnya karena pabrik atau perusahaan tak libur meskipun sudah ada instruksi dari KPU untuk meliburkan buruh saat pencoblosan.

"Buruh tidak dapat undangan untuk memilih. Lalu, ke mana anggaran ber-miliar-milaran untuk mengatur seorang pekerja bisa mendapatkan haknya? Buruh tidak diliburkan oleh pimpinan perusahaan saat hari pencoblosan, sehingga menyebabkan buruh tidak bisa memilih. Buruh ber-KTP Jawa Barat tidak terdaftar dalam DPT PilGub Jabar, padahal sebelumnya pernah ada pilihan bupati yang belum lama, buruh masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT)," ujarnya.

Obon juga mempertanyakan, mengapa saat pilkada Jabar tidak ada TPS Khusus di pabrik-pabrik yang jumlah pekerjanya banyak, dan mesin pabriknya juga harus kondisi hidup terus, "Misalnya PT.Gunung Garuda Steel dan PT.Mulia Keramik di Bekasi. Padahal saat pemilu tahun 2009 lalu di pabrik tersebut disediakan TPS Khusus," tanyanya lagi.

Dalam aksi ini, lanjut Obon juga ada dari elemen masyarakat yang lain. "Mahasiswa, Tokoh Lintas Agama, dan masyarakat umum lainnya," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com