Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiemas: Jangan Paksa Jokowi Jadi Capres

Kompas.com - 15/04/2013, 15:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Taufiq Kiemas, mengatakan, partainya tidak akan meminta Joko Widodo alias Jokowi, kadernya yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta, untuk maju sebagai calon presiden. Menurutnya, Jokowi pernah meminta agar jangan dipaksa menjadi capres karena masih ingin menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Kalau saya sama dengan jawaban Pak Jokowi, dia kan bilang, 'Saya jangan dipaksalah, ngurus Jakarta dululah'. Jangan ninggalin tempat dululah, jangan ninggalin tempat dua kali," ujar Taufiq, di Kompleks Parlemen, Senin (15/4/2013).

Ia mengatakan, PDI-P saat ini belum menetapkan siapa kandidat capres yang akan diusung. Taufiq menjelaskan, kandidat capres yang diusung partainya akan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Semua di tangan Bu Mega, tapi yang pasti anak mudalah," katanya.

Saat ditanya tentang kemungkinan putrinya, Puan Maharani, maju sebagai capres, Taufiq menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat. "Itu masyarakat yang menilai. Nantilah," ujar Ketua MPR ini.

Seperti diberitakan, hasil survei media yang dilakukan Pol-Tracking Institute menunjukkan bahwa nama Joko Widodo melejit sebagai calon presiden paling potensial pada 2014. Pol-Tracking melakukan riset seputar isu capres 2014 dengan berbasiskan pemberitaan 15 media nasional. Riset tersebut menganalisis pemberitaan 5 media cetak, 5 media online, dan 5 media televisi. Hasilnya, sepanjang periode tersebut, nama Jokowi disebutkan sebanyak 86 kali dalam pemberitaan terkait isu capres.

Penyebutan Jokowi dalam berita jauh melampaui Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subiyanto di posisi kedua. Prabowo mendapatkan 55 kali penyebutan. Pada posisi ketiga terdapat nama Aburizal Bakrie dengan 52 kali penyebutan. Urutan keempat dan kelima, masing-masing Hatta Rajasa (27) dan Mahfud MD (26).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com