Industri Musik Indonesia Rugi Rp 4,5 Triliun akibat Pembajakan

Kompas.com - 17/05/2013, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bahwa potensi kerugian industri musik Indonesia akibat pembajakan mencapai Rp 4,5 triliun per tahun.

"Jika nilai konsumsi musik per orang sebesar Rp 20.000 per tahun, nilai potensi konsumsi musik mencapai Rp 5 triliun per tahun. Namun, yang bisa dinikmati oleh para musisi tersebut hanya sepuluh persen," kata Gita saat jumpa pers seusai menemui puluhan musikus di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat.

Gita mengatakan, pendapatan para musikus yang hanya sepuluh persen dari potensi sebesar Rp 5 triliun tersebut dirasakan tidak adil. Oleh karena itu, pihaknya dan beberapa instansi terkait akan terus memerangi pembajakan yang terjadi di Indonesia.

"Saya dan beberapa lembaga lain memiliki tanggung jawab untuk melakukan sosialisasi agar aktivitas pembajakan bisa berhenti dan tentunya tidak ada lagi konsumen yang membeli keping CD bajakan," ujarnya. Gita meyakini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tentu akan mendorong daya beli masyarakat terhadap CD asli yang legal. "Ekonomi tumbuh, daya beli akan naik, saya yakin masyarakat akan mampu membeli produk dengan harga yang lebih tinggi dan lebih menghargai hasil karya musisi Indonesia," ujar Gita.

Menurut dia, akibat adanya pembajakan tersebut, sesungguhnya bukan hanya musisi yang dirugikan, melainkan juga akan berakibat langsung terhadap penerimaan pajak negara.

Ia mengimbau para konsumen untuk tidak lagi membeli CD atau DVD yang tidak sesuai ketentuan karena akan menghancurkan industri hiburan yang bernilai ekonomi tinggi dan juga akan memiskinkan ketahanan budaya dalam negeri.

"Kami ingin mengajak masyarakat luas untuk bisa lebih memberikan penghargaan bagi karya seni para artis dan pekerja seni Indonesia dengan membeli CD atau DVD yang asli," tukasnya.

Mendag mengakui tidak mudah mengubah perilaku masyarakat agar menjadi konsumen yang hanya mau membeli CD atau DVD asli. "Indonesia bisa menjadi salah satu raksasa dalam industri hiburan global mengingat nilai ekonominya sangat tinggi. Namun, ini semua tak akan terwujud bila konsumen Indonesia memilih untuk membeli produk-produk hiburan yang tidak sesuai dengan ketentuan," ujar Gita.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau