Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FC Hollywood Jejaki Lagi Era Kejayaan

Kompas.com - 23/05/2013, 03:25 WIB

Perjalanan klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen, di kompetisi Eropa merentang panjang sejak 1967. Diawali dari memenangi UEFA Cup Winners Cup pada 1967, Bayern lalu menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya tahun 1974 sekaligus menandai periode keemasan ”FC Hollywood”.

Pada final 1974 itu, Bayern Muenchen menghadapi Atletico Madrid di Stadion Heysel, Brussels, Belgia. Pada laga pertama, Bayern-Atletico bermain imbang 1-1 selama 120 menit.

Dua hari kemudian, pada laga kedua di stadion yang sama, pelatih Bayern Udo Latek meramu permainan Bayern lebih matang. Hasilnya, Bayern menang 4-0 berkat dua gol Uli Hoeness dan dua gol Gerd Mueller.

Setelah kemenangan itu, kehebatan Bayern di Liga Champions gagal dibendung tim-tim Eropa lainnya sehingga Bayern kembali menjadi juara Liga Champions pada dua musim berikutnya, 1975 dan 1976. Kemenangan tiga kali berturut-turut itu menempatkan Bayern sebagai klub ketiga yang mampu menjuarai Liga Champions tiga musim berturut-turut setelah Real Madrid dan Ajax.

Masa keemasan Bayern kala itu dimotori pemain-pemain brilian, antara lain Franz Beckenbauer, Gerd Mueller, Uli Hoeness, Paul Breitner, Franz Roth, dan Sepp Maier.

Setelah periode keemasan itu, kejayaan Bayern di level Eropa memudar. Bayern baru bisa memenangi lagi kompetisi Eropa tahun 1996 dengan memenangi Piala UEFA, kejuaraan satu tingkat di bawah Liga Champions. Bayern baru bisa menjuarai lagi Liga Champions tahun 2001 setelah memenangi final melawan Valencia di Giuseppe Meazza, Milan.

Pertarungan final Liga Champions 2001 di San Siro, Milan, 23 Mei 2001, yang oleh UEFA diberi label sebagai ”Footballing Opera”, menjadi kenangan tersendiri bagi Bayern. Bayern yang waktu itu diasuh Ottmar Hitzfeld memang lebih diunggulkan ketimbang Valencia yang diasuh Hector Cuper. Akan tetapi, Valencia benar-benar mengejutkan Bayern dengan gol pada menit ketiga melalui titik penalti oleh Gaizka Mendieta.

Bayern baru bisa membalas pada babak kedua, juga melalui tendangan penalti dengan algojo Stefan Effenberg. Skor imbang itu bertahan hingga berakhirnya perpanjangan waktu. Adu penalti pun tidak terelakkan dan Oliver Kahn menjadi pahlawan Bayern dengan membuat timnya unggul 5-4.

Meski secara umum Bayern tak pernah kesulitan untuk lolos ke Liga Champions karena langganan juara Bundesliga ataupun runner up, raksasa Jerman ini pernah merasakan pahitnya gagal lolos ke Liga Champions setelah hanya menempati posisi keempat di Bundesliga pada musim kompetisi 2006/2007.

Bayern kembali bisa tampil di babak final Liga Champions pada musim 2009/2010 di bawah asuhan Louis van Gaal. Namun, pada laga final, Bayern dipermalukan Inter Milan yang ketika itu dilatih Jose Mourinho, 0-2.

Jupp Heynckes yang ditunjuk menjadi pelatih Bayern mulai 1 Juli 2011 membangun Bayern dengan mendatangkan Franck Ribery dan Mario Gomez. Daya serang Bayern yang menguat membawa Bayern kembali ke final Liga Champions musim 2011/2012. Akan tetapi, Heynckes dan anak-anak asuhnya harus mengakui keunggulan Chelsea. Setelah bermain imbang 1-1, Bayern akhirnya kalah 3-4 dalam adu penalti.

Final Liga Champions musim ini menjadi peluang emas bagi Bayern untuk kembali menjuarai Liga Champions. Inilah tantangan terberat sekaligus terakhir bagi Heynckes. (Rakaryan Sukarjaputra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com