Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Invasi Baru Blur

Kompas.com - 24/05/2013, 12:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Reuni band Blur pada Desember 2008 meniupkan angin gembira bagi pencinta musik Britpop. Salah satu ikon musik perlawanan atas hegemoni budaya musikal Amerika dekade 1990-an telah kembali. Namun, zaman dan tren musik telah berubah, mampukah Blur mengulang kebesarannya?

Selang sekitar tiga setengah tahun setelah reuni, empat sekawan asal London itu mendapat anugerah Outstanding Contribution to Music di ajang Brit Award 2012. Penghargaan tersebut tentu menggembirakan bagi Blur dan penggemarnya.

Dengan anugerah itu mereka sejajar dengan ikon-ikon musik Inggris yang sebelumnya juga menerima penghargaan yang sama, seperti U2, The Beatles, Queen, Rolling Stone, dan Oasis.

Namun, penghargaan itu juga bak pedang bermata dua bagi Blur. Di satu sisi anugerah itu kian menasbihkan Damon Albarn dan kawan-kawan sebagai band yang pernah besar dan berpengaruh dalam musik dunia.

Namun, di sisi lain juga membersitkan tanya apakah kebintangan Blur hanya tinggal romantisisme masa lalu? Mengingat dengan penghargaan itu satu status yang kini menjadi akrab disematkan kepada band ini adalah band legendaris. Padahal niat awal mereka reuni adalah membangun kembali kejayaan mereka.

Dalam wawancara tertulis dengan Kompas sebelum menggelar konser di Jakarta, pertengahan Mei lalu, pemain bas, Alex James, mengaku gembira dengan anugerah tersebut. Namun, mengenai apa yang kemudian akan dilakukan Blur setelah itu, James hanya mengatakan, "Kami belum tahu apa yang akan terjadi setelah ini."

Invasi Britpop
Blur adalah band rock alternatif asal London yang dibentuk pada tahun 1988. Saat itu mereka masih kuliah di Goldsmiths College. Personelnya adalah Damon Albarn (vokal/keyboard), Graham Coxon (gitar/vokal), Alex James (bas), dan Dave Rowntree (drum).

Menyebut Blur selalu mengingatkan kita pada sebuah masa saat musik Inggris mendominasi blantika musik dunia, menggeser budaya pop Amerika pada era akhir 1980-an dan awal 1990-an, terutama musik grunge.

Album debut mereka, Leisure (1991), beraliran madchaster dan shoegazing. Madchaster adalah jenis musik yang berkembang di Manchester pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Ini merupakan perpaduan antara alternatif rock, psychedelic rock, dan dance.

Adapun shoegazing adalah subgenre dari alternatif rock yang muncul di Inggris pada akhir era 1980-an. Istilahnya diambil dari gaya para musisi band tersebut yang hanya berdiri diam saat di panggung dengan sikap dingin, introspektif, tidak konfrontatif, sehingga tampak mereka hanya menatap sepatu mereka (shoegazing).

Jenis musik dan gaya panggung model Blur inilah yang kemudian dianut band-band Inggris dan membangun tren baru yang kemudian dikenal sebagai Britpop. Tak heran, bersama Suede, Oasis, Radiohead, dan band-band Inggris 1990-an lainnya, Blur disebut sebagai penggerak invasi Britpop.

Popularitas Blur kian melambung seiring persaingan keras mereka dengan ikon Inggris lainnya, Oasis, pada tahun 1995. Persaingan ini memuncak pada album The Great Escape, tahun 1995, ketika pada hari yang sama Blur merilis single baru "Country House" dan Oasis dengan single "Roll With It".

Pada minggu terakhir, Blur mengungguli Oasis dan lagu "Country House" menjadi single pertama Blur yang bertengger di nomor satu tangga lagu. Blur dianggap mewakili suara band kelas menengah dan Oasis mewakili kelas pekerja.

Dengan kesuksesan single "Country House", album mereka juga mendapat ulasan yang positif dan penuh pujian sebelum kemudian mengalami kekalahan dan celaan media ketika album Oasis (What's the Story) Morning Glory? mencapai kesuksesan besar.

Bangkit dari keterpurukan komersial, album berikutnya yang bertajuk Blur (1997) menjadi album mereka yang paling sukses secara internasional dengan single berjudul "Beetlebum" yang meroket ke nomor satu tangga lagu Inggris, termasuk respons positif di Amerika, khususnya dengan single "Song 2".

Pada 2002 Coxon meninggalkan Blur saat pembuatan album ketujuh, Think Tank (2003). Albarn juga mulai memasukkan unsur hip hop dan musik Afrika di dalamnya. Setelah itu band ini tenggelam karena perpecahan. Perselisihan tajam antara Damon dan Coxon disinyalir sebagai penyebabnya. Sebelum akhirnya mereka reuni pada Desember 2008.

Era baru
Faktanya, sejak reuni empat tahun silam sampai kini belum satu pun album penuh yang dihasilkan band ini. Blur hanya merilis dua single baru, yaitu "The Puritan" dan "Under The Westway" pada 2012.

Sebelumnya mereka sempat menikmati sukses lewat video dokumenter berjudul "No Distance Left to Run" yang sempat masuk nominasi Grammy Award sebagai video musik panjang terbaik tahun 2010.

Single-single baru Blur itu tak meledak sebagaimana lagu-lagu mereka pada era 1990-an. "Zaman telah berubah. Saat ini kami hanya menikmati asyiknya bermain bersama. Ini terasa lebih baik dari sebelumnya," kilah Alex.

Sejumlah kalangan menilai, tren musik yang lebih didominasi genre pop dance dan party music membuat musik Blur kurang terdengar. Namun, opini ini ditolak Alex. Baginya, musik tak bisa dipilah berdasarkan genre.

"Hanya ada tiga macam musik. Musik bagus, musik jelek, dan musik biasa-biasa saja. Mereka kini eksis dalam gayanya masing-masing. Saya pikir ini berat bagi band baru, termasuk band art school seperti Blur," ujarnya.

Alex percaya, perubahan tren musik dan usia personel Blur yang kian menua (rata-rata di atas 45 tahun), tak mempengaruhi kembalinya Blur merebut kembali kebintangan mereka. Industri musik yang berubah, khususnya seiring berkembangnya dunia digital, internet, dan YouTube, juga tak menutup bagi Blur merebut minat pendengar baru.

"Selama Anda mampu menulis dan merekam lagu bagus, Anda tetap akan mempunyai pendengar. Tak peduli Anda memainkannya di radio, televisi, atau internet sekalipun," ujarnya. (M Burhanudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com