Kairo, Kompas -
Stasiun televisi Al-Jazeera, mengutip organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR), memberitakan, pertempuran sengit antara pasukan oposisi melawan pasukan pemerintah dan milisi Hezbollah terus berkobar di Al-Qusair dan desa-desa di sekitarnya.
Pasukan pemerintah dan milisi Hezbollah gagal menguasai Al-Qusair sepenuhnya karena dipertahankan mati-matian oleh pasukan oposisi. Pasukan oposisi di Al-Qusair ini mendapat bantuan dari Brigade Tauhid, pasukan oposisi dari kota Aleppo di utara.
Adapun pasukan pemerintah mendapat dukungan 15 tank tambahan dan sejumlah rudal pintar yang dipandu laser untuk menekan pasukan oposisi di kota Al-Qusair.
Koalisi Nasional Suriah (NC), payung utama kubu oposisi, dalam keterangan persnya, Sabtu, menegaskan, pasukan oposisi di Al-Qusair sepakat menegakkan satu kata, satu komando, dan satu tujuan untuk membebaskan Suriah dari serangan asing.
Pertempuran di Al-Qusair belum memperlihatkan tanda akan berakhir sehingga Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon menyerukan kedua pihak yang bertikai agar mengizinkan warga sipil meninggalkan kota itu. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) juga meminta relawannya bisa masuk kota itu setiap saat.
Ketua Komisi HAM PBB Navi Pillay dan Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB Valerie Amos juga mengungkapkan kecemasan mereka atas nasib warga sipil yang terkepung di kota Al-Qusair.
Namun, Pemerintah Suriah mengatakan, relawan ICRC tak bisa masuk Al-Qusair hingga pertempuran berhenti. Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Suriah Palang Walid al-Moallem saat dihubungi Ban Ki-moon.
Sementara itu, Rusia hari Sabtu kembali menggagalkan upaya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi berisi kecemasan PBB atas memburuknya situasi di Al-Qusair.