Berbagai bunyi-bunyian dikeluarkan Tompi melalui teknik sketch, kemudian jari-jari Deviana mulai menari di atas tuts pianonya menjawab tantangan tersebut.
Usai Tompi, tantangan lainnya datang dari Fajar dan Wahyu secara bergiliran melalui intrumen solo bas dan drum yang penuh improvisasi.
Namun, lagi-lagi Deviana dengan mulus meladeninya yang kemudian menantang balik keduanya.
Dari pertunjukan tersebut, tak salah jika Deviana pernah meraih beberapa penghargaan di Eropa. Di antaranya, dua kali juara satu vokalis ajang lomba Nasional Swiss, pianis terbaik Swiss, pendidik musik terbaik Jerman.
Pada tahun 1983 Deviana ditawari rekaman album oleh perusahaan rekaman dunia BMG Ariola dan Polygram, namun ia menolak oleh karena tidak ingin terikat pada kontrak selama tujuh tahun.
Pada 2005, Deviana dianugerahi Citra Kartini Award yang diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Wanita untuk kontribusinya dalam pendidikan musik di Indonesia. Sementara di 2007, Deviana diangkat oleh Dirjen PAUDNI Kemendikbud menjadi anggota Konsorsium Musik. Pada 2009 dirinya bersama tokoh-tokoh ternama mendirikan Asosiasi Pendidik dan Praktisi Seni Pertunjukan (PRASASTI) dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Musik yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di samping mengajar, Deviana juga aktif dalam menulis komposisi musik orchestra serta modern R&B untuk drama musikal Malin Kundang yang sukses dipentas di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).