Kick-Ass 2 lucu tapi sekaligus sarat dengan adegan kekerasan, lengkap dengan darah di mana-mana dan taburan dialog dengan kata-kata kasar.
Pasca kematian Big Daddy dan Frank D' Amico, tugas berat menumpas kejahatan kembali harus dihadapi Kick-Ass (Aaron Johnson) dan Hit-Girl (Chloe Grace Moretz). Ancaman balas dendam atas kematian sang ayah yang diceritakan dalam film pertama, menjadi alasan utama dari Red Mist alias Mother F****r mengumpulkan para penjahat terjahat untuk membunuh Kick-Ass.
Seiring dengan usaha Red Mist itu, Kick-Ass kali ini harus membuktikan kepada Hit-Girl kesungguhan fisik dan mentalnya. Selain berlatih dari Hit-Girl, Kick-Ass juga beberapa kali melamar Hit-Girl untuk menjadi mitranya. "Seperti Batman dan Robin," kata Kick Ass. Namun, Hit-Girl menolak, bahkan menjawab dengan menyindir, "Tidak ada orang yang mau jadi Robin. Yang ada Robin ingin jadi seperti saya."
Maka Kick-Ass pun merekrut sejumlah warga biasa untuk bersama-sama menjadi superhero seperti dirinya dan Hit-Girl. Dari sepasang suami istri hingga seorang mantan mafioso yang menamakan diri Captain Star and Stripes, yang dimainkan dengan sangat berwibawa oleh Jim Carey.
Sementara Kick Ass bergelut dengan teman-teman barunya, Hit-Girl justru terperangkap dalam masalah kesehariannya sebagai seorang remaja putri yang harus berhadapan dengan "musuh" yang tak kalah berat, yaitu adu cantik, adu populer hingga adu kekuasaan dengan sesama remaja putri lain.
Sebagai superhero, Hit-Girl bisa jadi memiliki segala kemampuan. Namun, untuk urusan merias diri hingga memikat lawan jenis tentu ia harus banyak belajar.
Di lain pihak, Red Mist juga mengumpulkan teman-temannya sesama penjahat dan terus beraksi meminta perhatian Kick-Ass.
Bagaimana Hit-Girl mengatasi masa remaja sebagai medan temput terbarunya? Akankah Hit-Girl kembali menjadi superhero dan bergabung dengan Kick-Ass? Apa saja aksi mereka untuk mengalahkan Red Mist dan kawan-kawan?
Kick-Ass 2 sepertinya menanggung beban sukses Kick-Ass pertama, sehingga banyak unsur dikerahkan untuk membuat film ini menjadi lebih seru, lebih lucu, bahkan kalau perlu juga mengandung percintaan dan drama. Lihat saja bagaimana banyak "tambahan" jagoan maupun musuh dengan latar belakang yang beragam dan tentu akan bisa memancing tawa para penonton.
Porsi drama juga diperlihatkan dengan memberi ruang yang cukup luas ketika menyajikan Hit-Girl dengan persoalan remajanya. Jika tidak segera kembali kepada urusan bagaimana melawan Red Mist, Kick-Ass 2 nyaris menjadi film remaja (teen movie) seperti Mean Girl dan sejenisnya.
Taburan dialog dengan sumpah serapah kembali disajikan. Kalau Kick-Ass pertama masih berhasil memunculkan komedi yang satir, Kick-Ass 2 justru biasa.
Bagi kritik yang diteriakkan oleh para demonstran di masa kebebasan berbicara, kata-kata keras dan pedas justru telah kehilangan daya pikat. Belum lagi, aksi kelahi yang menyajikan darah dalam berbagai adegan justru membuat orangtua sebaiknya berpikir ulang untuk menganjurkan atau mengajak anak-anak menonton film ini.
Moretz dan Johnson tidak lagi menjadi duo yang meikat dan memberi simpati. Untungnya, masih ada Jim carey, yang dengan gayanya yang khas mampu hadir sebagai pemimpin superhero orang-orang biasa.
Buat Anda yang sekadar mengisi waktu untuk sesekali tertawa, boleh saja menjadikan film ini sebagai pilihan. Namun, jika berharap lebih dari itu, sebaiknya harus berpikir dua tiga kali. (Iwan Seti)
Kick-Ass 2
Sutradara dan naskah: Jeff Waldlow
Pemain: Aaron Johnson, Chloe Grace Moretz, Christopher Mintz-Plasse, dan Jim Carey.