Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sunset di Tanah Anarki", Hadiah SID untuk Penguasa

Kompas.com - 22/10/2013, 11:22 WIB
Irfan Maullana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Band punk rock asal Bali, Superman is Dead (SID), resmi merilis album kelima mereka bersama label rekaman Sony Music Indonesia yang berjudul "Sunset Di Tanah Anarki".

SID yang diawaki Jerinx alias I Gede Ari Astina (drum), Eka Rock (I Made Eka Arsana/bas), dan Bobby Kool (I Made Putra Budi Sartika/vokal dan gitar) menjadikan album yang berisi materi nasionalisme dan perlawanan sebagai hadiah untuk para penguasa di Indonesia.

"Ibarat hadiah, album ini untuk penguasa, semoga saja bisa membuat mereka lebih bijak," kata Jerinx dalam media gathering peluncuran album "Sunset Di Tanah Anarki", di kantor Sony Music Indonesia, Jalan Johar, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2013) kemarin.

Pemilihan judul "Sunset di Tanah Anarki" diharapkan SID bisa menjadi sebuah pencerahan.

"Kami ingin jelaskan secara garis besar kenapa kami memilih judul Sunset di Tanah Anarki dan ini sudah dipikirkan matang-matang. Sekarang di Indonesia banyak yang salah paham soal anarki. Kenapa kami pilih itu karena kami pilih kata 'sunset' karena Indonesia sangat Indah sangat kaya tapi di Indonesia masih banyak penindasan," tutur Jerinx.

Sebagai single pertamanya, album ini mengedepankan "Jadilah Legenda" bertempo kalem yang berada di luar pakem musik SID. Meski begitu, Jerinx menjamin jika single ini sarat makna yang bernapas perjuangan.

"Dari dulu saya banyak lagu bertempo tidak cepat, cuma belum ketemu waktu yang tepat. Saya mikir SID sudah 18 tahun, saya enggak mau terlalu sibuk mengejar genre, 'Kita ini band punk harus selalu kencang', itu semua sudah kami lewati, kami buktikan. Kami masih band punk, kami lakukan itu tanpa ditekan, attitude kami punk ketika kami melakukan itu tanpa dijajah," ulas Jerinx.

"Kalau kami bilang keduanya, memang single 'Jadilah Legenda' ini kalau orang dengar nasionalistis, karena mengulang kata Indonesia dan saya mengibarkan bendera. Tapi kalau disimak lagi ini lagu perlawanan. Nasionalisme ya, tapi kami belum puas sama Indonesia, kami inginkan perubahan," lanjutnya.

Single "Jadilah Legenda" merupakan lagu kemarahan yang dibalut dengan kata-kata puitis dalam liriknya. "Memuisikan 'jari tengah' seperti membungkus kemarahan dengan keindahan. Kalau cuma bisa memaki itu orang memaknainya akan malas. Itu makanya kami memaknakan kemarahan dengan indah itu dengan puisi, makanya banyak juga metafora perumpamaan," jelas Jerinx.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau