Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diputar Tengah Malam di Sundance, "Killers" Disambut Hangat

Kompas.com - 23/01/2014, 13:50 WIB
PARK CITY, KOMPAS.com -- Film Indonesia Killers, garapan duo sutradara Timothy "Timo" Tjahjanto dan Muhammad "Kimo" Stamboel, yang juga dikenal sebagai The Mo Brothers, diputar perdana pada Selasa (21/1/2014) mulai pukul 24.00 waktu setempat, di Egyptian Theatre, dalam Sundance Film Festival 2014, di Park City, Utah, AS.

Film dengan genre thriller psikologi yang merupakan hasil kerja sama antara rumah produksi Damn Inc! dari Indonesia dengan rumah produksi Nikkatsu dari Jepang itu dipertontonkan sebagai bagian dari program Park City at Midnight, yaitu pemutaran film yang dilakukan tengah malam dan ditanggung bisa membuat para penonton tetap terjaga di tempat duduk mereka.

Tiket menonton Killers langsung terjual habis. Para penonton memenuhi Egyptian Theatre, yang merupakan salah satu teater ikonik yang terkenal sering digunakan untuk pemutaran perdana film-film dari seluruh dunia.

"Dari Amerika-nya sendiri aja sangat susah sekali masuk ke Sundance, sedangkan Amerika adalah negara yang nomor satu film-filmnya,” cerita Kimo kepada VOA Indonesia.

"Mereka aja bangga masuk Sundance, apalagi kita dari Indonesiia,” lanjut pria berumur 34 tahun itu.

Pemutaran perdana Killers diawali dengan acara karpet merah yang dihadiri oleh The Mo Brothers dan Oka Antara, aktor yang membintangi film tersebut. Dua produser film itu, Shinjiro Nishimura dari Nikkatsu, Jepang, dan Daniel Mananta dari Damn Inc!, hadir pula.

Killers merupakan film pertama Damn Inc! Daniel mengaku optimistis bahwa film tersebut akan diterima oleh para penonton Indonesia dan internasional.

"Saya bangga melihat antusiasme penonton yang ramai datang malam ini. Ada produser Hollywood juga yang ikut nonton," ucap Daniel.

Terpilihnya Killers untuk diputar dalam festival film yang diprakarsai oleh aktor Robert Redford pada 1978 itu merupakan prestasi tersendiri bagi Indonesia. Asal tahu saja, penyelenggara festival film tersebut sangat selektif dalam memilih film. Tahun ini, 12.218 film didaftarkan ke festival independen terbesar di AS itu, tapi 185 film saja yang terpilih untuk diputar.

Timo dan Kimo berharap, pemutaran Killers dalam Sundance Film Festival 2014 akan menjadi batu loncatan berharga bagi mereka.

"Kita sih berharap yang terbaik saja, apa yang bisa kita lakukan di sini,” ujar Kimo.

Kimo menambahkan, walaupun Killers dipastikan akan diputar juga di Jepang, Jerman, Inggris, Turki, Hongkong, Singapura, dan Thailand, kehadiran film itu dalam Sundance Film Festival 2014 diharapkan mampu membuat film itu bisa  didistribusikan lebih luas lagi, sehingga bisa mencapai keberhasilan seperti The Raid.

"Distribusi The Raid itu sangat baik dan mereka mempunyai perencanaan yang cukup jelas. Kita juga akan mencoba mempelajari jalur-jalur distribusi yang harus kita raih. Itu sih yang paling utama,” terangnya.

Killers bercerita tentang dua pria yang tinggal di dua benua yang berbeda dan saling berlomba-lomba untuk menjadi pembunuh berantai. Duo sutradara yang melejit lewat film bergenre slasher, Rumah Dara (Macabre), tersebut mengatakan bahwa Killers bukan merupakan film thriller psikologi yang menampilkan kekerasan dan adegan menyeramkan semata, melainkan bisa mengajak para penonton larut dalam emosi dan pergolakan jiwa para pemeran utamanya.

Oka berperan sebagai seorang jurnalis yang terpengaruh untuk mendalami sisi gelap dalam hidupnya, setelah tertantang melihat kekerasan seorang pembunuh berdarah dingin asal Jepang (diperankan oleh Kazuki Kitamura) yang menyebarkan video pembunuhan yang dilakukannya lewat internet.

Mengomentari kerja sama pihaknya dengan Kikatsu, Timo mengatakan, walau awalnya ada kendala bahasa, hal itu tidak menjadi masalah. Timo mengatakan pula, hal tersebut terbukti dengan akan ada lagi kerja sama antarmereka.

"(Kendala bahasa) adalah bagian dari tantangan. Waktu kami di Jepang pun we learn a lot how they make films. Jadi, waktu itu malah menjadi pengalaman yang menantang dan menarik banget,” ucap Timo.

"Nanti kalau kalian lihat filmnya pun kelihatan bahwa kami berusaha memperlihatkan dua pria yang memiliki latar belakang yang berbeda, yang dipersatukan oleh kekerasan," lanjutnya.

Kimo berharap pula, kerja sama yang dilakukan oleh pihaknya dengan rumah produksi Jepang bisa dijadikan contoh oleh para pembuat film di Indonesia.

"Kami ingin kasih tahu juga bahwa kami bisa bikin sebuah co-production antara Indonesia dengan Jepang. Itu sesuatu yang kayaknya, ke depannya, bisa diikuti oleh filmmaker-filmmaker Indonesia yang lainnya," tuturnya. (Vena Annisa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau