Ya habibi ya Muhammad
Ya Arusal khofiqoin
Ya Muayyat ya Mumajjad
Ya Imamal qiblatin
Begitulah, para santri dan santriwati dari sembilan Pondok Pesantren Babakan-Ciwaringin-Cirebon membuka pertunjukan teater berjudul "Kalung Permata Barzanji" terjemahan Syubah Asa yang skenarionya ditulis oleh WS Rendra pada Sabtu, 1 Februari 2014 di Teater Arena, Taman Budaya Tegal, dengan sutradara Ken Zuraida.
Mereka menggelar dua pertunjukan sepanjang 1,5 jam pada pukul tiga dan delapan, dengan hikmat dan semangat. Disutradarai oleh Ken Zuraida, tontonan yang sudah berulangkali dipentaskan oleh Bengkel Teater Rendra itu masih tetap memesona penonton. Selain kata-kata puitis, penonton juga beroleh sajian koreografi, tata cahaya, kostum pemain, serta musik yang menawan yang ditata oleh Bujel Dipuro dan Jassin Burhan.
Lakon yang diniatkan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW itu, memang bercerita mengenai Nabi yang agung itu. Beginilah cara Rendra bercerita melalui perkisahan yang puitis.
Syahdan, adalah utusan Allah
Mahluk sempurna
unggul cipta dan budi
cinta manusia
Sedikit tinggi, putih memerah warna kulitnya
Mata menatap hitam bercelak, merah pipinya
Mata yang lebar, tebal dan rampak bulu matanya
Mulut mulia dan rapi letak giginya
Di kening, purnama memancar terang
Matahari pagi, fajar merekah gilang gemilang
Pangkal hidungnya membangun bentuk amat eloknya
Dadanya bidang. Pantas dan halus tulang pipinya
Pertunjukan yang mampu memaku sekira 500 orang itu di tempat duduknya hingga usai acara, selain dipujikan, ada juga kriktik mengenainya. Yon Daryono, sutradara teater asal Tegal mengatakan, pertunjukan "Kalung Permata Barzanji" berlangsung dengan tempo lambat, sehingga membuat pertunjukan membosankan. "Semula saya kira, beberapa puisi itu akan dinyanyikan, tapi ternyata diuucapkan secara koor dengan nada yang sama secara berulang-ulang. Hasilnya, terkesan monoton," ujar Yon seusai acara.